Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Saat menjalin hubungan, segala bentuk emosi mungkin pernah kamu rasakan. Senang dan bahagia sudah pasti, sedih dan kecewa juga pernah dialami. Hal ini tentu wajar terjadi karena merupakan bentuk dinamika dalam hubungan. Justru menjadi aneh kalau kamu dan si dia tak bisa saling mengekspresikan perasaan dengan bebas.

Namun, pernahkah merasa bahwa kamu cenderung lebih sering marah ke pasangan sendiri daripada ke orang lain? Padahal, kamu bisa menahan diri dan bersikap baik ke orang lain, saat marah sekali pun.

Ternyata, itu pernah dijelaskan dalam studi yang terbit dalam jurnal Association for Psychological Science pada 2014, lho. Kira-kira mengapa demikian? Ternyata ini yang membuatmu kerap marah pada pasangan, dibandingkan ke orang lain.

1. Menaruh ekspektasi yang besar

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RODNAE Production)

Dalam hubungan, kita cenderung memiliki ekspektasi tinggi pada pasangan. Sayangnya, realita tak selalu sesuai dengan harapan. Ketika pasangan tak dapat memenuhi ekspektasi tersebut, rasa kecewa akan berkembang yang bisa berubah menjadi amarah.

Pada orang lain, kita mungkin tak berekspektasi setinggi itu. Karenanya, kita cenderung lebih sabar dan dapat menerima keadaan dengan lapang dada jika ekspektasi tak jadi nyata. Kalau pun merasa kecewa, kita tak bisa apa-apa selain memendamnya sendirian.

2. Menemukan ketidakcocokan

Editorial Team

Tonton lebih seru di