Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret pasangan sedang berjalan di tepi danau (pexels.com/Budgeron Bach)

Memulai hubungan ke arah yang lebih serius ke jenjang pernikahan, memang membutuhkan banyak pertimbangan. Apalagi, menemukan orang yang tepat untuk dijadikan pasangan selama sisa hidup juga bukan proses yang mudah. Kamu tidak benar-benar bisa mengetahui sepenuhnya niat, kesiapan calon pasangan suami, untuk memulai bahtera rumah tanggannya bersama kamu. Jadi, ada kalanya saat kamu mendengar seorang pria mengatakan siap menikahimu, namun di dalam lubuk hatinya ia belum sepenuhnya yakin.

Mengatasi situasi tersebut, kamu bisa mempelajari sejumlah tanda-tanda yang menunjukkan seorang pria belum siap menikahimu, meski ia mengatakan sudah. Dengan memahami sikap, perilaku yang ditunjukkannya terhadapmu, kamu bisa mendapatkan petunjuk terkait, apakah ia pria yang sudah tepat untuk dijadikan pasagan hidup, atau belum. Menghindari perasaan tidak yakin, hingga curiga, terhadap calon pasangan itu penting. Untuk memutuskan, apakah ia sudah tepat kamu pilih sebagai pasangan hidup? Ketahui tanda-tanda pria belum siap menikah melalui artikel berikut!

1. Tindakannya tidak konsisten

potret seorang pria melamar pasangannya (pexels.com/Katerina Holmes)

Jika kamu ingin menilai seorang pria sudah benar-benar siap untuk menikah, jangan hanya fokus pada perkataannya saja, lebih baik fokus juga pada tindakannya. Pasalnya, kata-kata bisa saja berbohong, tetapi tindakan jarang sekali menipu. Jika kamu melihat apa yang dikatakannya tidak sejalan dengan tindakannya, maka artinya ia belum sepenuhnya siap untuk berkomitmen. Misalnya, ketika dia sudah berjanji akan menjalan hubungan serius, tetapi faktanya sering kali membatalkan janji hingga menghindari topik mengenai masa depan.

Saat seorang pria tidak konsisten antara ucapan dan perbuatannya, itu bisa jadi tanda keragu-raguan sikapnya untuk berumah-tangga yang perlu kamu waspadai. Bukan soal kamu meragukan ketulusan hatinya, namun bagaimana ia tidak bisa berkomitmen terhadap janji yang sudah dibuatnya. Jangan biarkan pasangan kamu seakan terpaksa harus mengatakan 'siap untuk menikah' hanya karena merasa dituntut. Sementara, hati dan pikirannya belum sejalan dengan kesiapan untuk menikah tersebut.

2. Dia menghindari percakapan mendalam

potret pasangan sedang berbincang (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Tanda cukup jelas lainnya yang membuat seorang pria belum sepenuhnya bisa dipercaya soal kesiapannya untuk menikah, antara lain terkait keengganannya dalam membicarakan banyak hal mendalam dan bermakna. Hubungan yang sehat dan solid, itu biasanya terjadi karena di dalamnya ada dialog yang dilakukan secara terbuka serta adanya kedekatan emosional. Jika ia cenderung menghindari topik soal perasaan, rencana masa depan,  sikap ini membuatnya terlihat ragu-ragu sudah benar siap mengikat hubungan secara serius dan langgeng.

Pembicaraan mendalam yang dimaksud ini bukan hanya mengobrol, tetapi pembicaraan yang membuat pasangan saling mengenal satu sama lain, prinsip, visi, misi, hingga ketakutan dan harapan. Termasuk bagaimana cara masing-masing dalam menangani kegagalan, berbicara mengenai trauma masa lalu. Ketika seorang pria belum secara terbuka mampu membagi dunia batinnya dengan kamu, secara tidak langsung ini menunjukkan ia menghindari keterikatan emosional yang lebih dekat dalam hubungan kamu. Dengan begitu, kesiapannya untuk menikahimu patut dipertanyakan.

3. Kehidupannya tidak stabil

potret pasangan berkegiatan masing-masing (pexels.com/cottonbro studio)

Stabilitas sebenarnya bisa memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap orang.  Tetapi umumnya, stabilitas ini berkaitan dengan pekerjaan atau karir, keamanan finansial, dan kematangan emosional seseorang pada tingkat tertentu. Jika pria yang kamu temui ini terlihat penuh dengan ketidakstabilan di dalam hidupnya, artinya mereka belum bisa untuk benar-benar serius dalam melangkah ke pelaminan. Menilai dari kestabilan hidupnya, bukan soal menilai hidupnya saat ini.

Mengetahui stabilitas hidupnya, kamu menilai kapasitasnya dalam menerapkan stabilitas untuk bisa berkomitmen. Jika seorang pria belum bisa stabil dalam menjalani hidup, artinya bisa jadi ia belum selesai dengan dirinya sendiri, masih memikirkan bagaimana arah hidupnya. Kembali lagi, menyatukan dua orang dalam satu ikatan seumur hidup sebagai pasangan memang tidak mudah. Jadi, kamu harus mempertimbangkan segala kemungkinan, tidak hanya berasal dari faktor internal dirimu, tetapi juga faktor eksternal dan siapa yang akan menjadi pasanganmu.

4. Dia tidak memprioritaskan hubungan kamu

potret pasangan menghabiskan waktu bersama (pexels.com/Mikhail Nilov)

Menjalin hubungan itu seperti saat kamu sedang merawat tanaman. Kamu perlu menyirami, memastikannya tetap sehat, dan tumbuh dengan baik. Serupa saat berada di dalam hubungan, apabila kamu merasa hubungan itu tidak bertumbuh, kamu selalu dikesampingkan, bahkan hubungan itu belum menjadi prioritas bagi dia. Maka, bisa jadi ini pertanda jelas bahwa ia belum benar-benar siap berkomitmen denganmu. Dia mungkin lebih memprioritaskan teman, hobi, hingga karir yang sedang dijalaninya. 

Sikap tersebut menunjukkan kurangnya komitmen hingga keengganan untuk berkorban dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, komunikasi menjadi kuncinya di sini. Maka, cobalah untuk melakukan percakapan yang lebih terbuka  dan jujur terhadap pasangan kamu. Ekspresikan kekhawatiran kamu dengan tenang, hormat dan dengarkan juga penjelasan dari sudut pasangan kamu. Jika kamu sudah memikirkan apa saja kebutuhan kamu dalam hubungan itu, utarakan saja dengan jelas. Ketahui apakah ekspektasi kamu realistis dan selaras dengan nilai-nilai pasanganmu.

5. Dia tidak terbuka mengenai pertumbuhan diri

potret pasangan menghabiskan waktu bersama (pexels.com/Vanessa Garcia)

Apa yang jarang diperhatikan adalah menyadari pentingnya personal growth dan self-awareness menjadi bagian kehidupan seseorang yang ingin serius dalam hubungan. Jika pasangan kamu menolak terhadap perubahan, kurang memiliki keinginan untuk memperbaiki diri, itu tandanya ia belum siap membangun rumah tangga. Harus dipahami, bahwa dalam hubungan yang berkomitmen, harus melibatkan dua individu yang akan  saling bertumbuh baik bersama-sama, maupun secara terpisah.

Itu artinya, dalam menjalin bahtera rumah tangga, setiap individu harus memiliki keinginan untuk mau menghadapi ketakutan pribadi, menentang keyakinan yang membatasi, dan memupuk rasa belas kasih. Hubungan itu sifatnya dinamis, jadi masing-masing individu di dalamnya harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Yakni melalui sikap terbuka dalam pertumbuhan, beradaptasi, dan berkembang melalui perjalanan hidup. Keterbukaan terhadap pertumbuhan ini penting untuk diketahui, sebagai alasan menetap. Soal sudah berdiri di mana dia, tidak masalah, setiap orang punya kecepatan masing-masing.

Memahami semua tanda-tanda yang menjelaskan seorang pria belum siap menikah seperti disebutkan di atas, bukan untuk menakut-nakuti kamu. Tetapi, akan membantu kamu dan pasangan bisa lebih meningkatkan saling pengertian dan rasa hormat. Melalui intropeksi diri terhadap sikap pasangan, sikap diri sendiri, kamu akan bisa lebih menavigasi hubungan yang kompleks untuk menuju jenjang pernikahan. Kamu dan pasangan pun bisa memulai percakapan yang lebih bermakna dan mencoba saling bertanggung jawab bersama-sama, sebelum benar-benar memantapkan hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team