Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ikatan emosional yang gak sehat (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi ikatan emosional yang gak sehat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dua orang yang menjalin hubungan asmara pasti akan memiliki keterikatan emosional. Seiring waktu, ikatan emosional ini akan terus menguat atau mengendur tergantung bagaimana mereka mengembangkan hubungannya.

Ikatan emosional ini bisa menjadi rumit. Ada garis tipis antara ikatan emosional yang sehat dengan yang gak sehat. Bagaimana untuk mengetahui apakah sebuah hubungan asmara memiliki ikatan yang sehat atau gak? Berikut ini lima ciri ikatan emosional yang buruk dalam hubungan asmara! 

1. Terobsesi hingga mengecek pasangan setiap waktu

ilustrasi ikatan emosional yang gak sehat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tanda pertama adalah terkesan mempunyai obsesi berlebihan mengenai pasangan. Salah satu atau keduanya selalu mengecek di mana pasangannya berada, apa yang sedang dia lakukan, dan dia bersama siapa. Ini menandakan hubungan berperang dengan masalah kepercayaan.

Apalagi, bila sampai menggunakan kecanggihan teknologi untuk melacak keberadaan pasangan via GPS, mengecek media sosialnya, teman hingga mantannya. Sebenarnya wajar saja untuk penasaran tentang aktivitas pasangan asal gak dilakukan secara berlebihan. Ini artinya hubungan ini telah berubah menjadi gak sehat.

2. Merasa gak utuh saat gak bersama

ilustrasi ikatan emosional yang gak sehat (pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas)

Hubungan yang sehat memberikan rasa nyaman saat menghabiskan waktu berdua. Namun, bukan berarti dua orang menjadi saling ketergantungan, apalagi saat saling ketergantungan ini mengarah ke perasaan gak utuh saat berada berjauhan. 

Dalam hubungan yang sehat, keduanya menikmati waktu bersama, tetapi juga merasa baik-baik saja saat menghabiskan waktu sendiri. Ketika salah satu atau keduanya menjadi ketergantungan dan memaksa waktu lebih banyak untuk bersama, ini adalah tanda hubungan emosional mulai gak sehat.

3. Berpikiran negatif saat berjauhan

ilustrasi ikatan emosional yang gak sehat (pexels.com/Tim Gouw)

Seperti poin sebelumnya, berpasangan bukan berarti dua orang harus menghabiskan seluruh waktunya bersama. Ada banyak kegiatan lain yang juga harus dilakukan, seperti bekerja. 

Jika salah satu atau keduanya berperang dengan pikiran dan perasaan negatif saat sedang berjauhan, ini adalah bentuk lain dari keterikatan emosional yang buruk. Mereka akan merasa aman hanya bila dapat melihat, mendengar suara, dan menyentuh pasangannya.

4. Mengorbankan kesehatan mental demi mempertahankan hubungan

ilustrasi ikatan emosional yang gak sehat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tanda lain dari ikatan emosional yang buruk adalah ketika memilih untuk tetap bersama meskipun hubungan telah memicu rasa trauma, depresi, dan kecemasan. Mereka tanpa sadar mengorbankan kesehatan mental demi tetap bersama pasangannya. 

Padahal, ikatan emosional yang memicu pikiran negatif akan terus memburuk seiring waktu bila gak segera diperbaiki. Bahkan, jika bersikeras bertahan dalam jangka waktu yang lama, bahaya ini akan merembet ke kesahatan secara keseluruhan. 

5. Perasaan cemburu berlebihan

ilustrasi ikatan emosional yang gak sehat (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kecemburuan adalah hal yang biasa di dalam hubungan. Wajar bila kamu merasa gak nyaman jika melihat pasanganmu dekat atau memberi perhatian lebih pada lawan jenis. Namun, di hubungan emosional yang gak sehat, kecemburuan terjadi tanpa pandang bulu.

Misalnya, mereka gak peduli kepada siapa mereka merasa cemburu, apakah itu saudara atau sahabat pasangannya. Yang mereka tahu, pasangannya hanya miliknya saja. 

 

Ikatan emosional yang gak sehat itu egois dan menyakitkan. Jika kamu menemukan tanda-tanda ini dalam hubunganmu, segera renungkan dan perbaiki. Namun bila kamu merasa sudah gak mampu memperbaikinya, melepaskan adalah cara terbaik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team