Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kencan diam-diam (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi kencan diam-diam (pexels.com/cottonbro studio)

Teman sudah punya pacar dan kamu belum. Pacarnya juga cukup menarik buatmu baik dari segi paras, sifat, maupun latar belakang keluarga dan pekerjaan. Hati-hati nanti dirimu naksir dia dan mulai ada keinginan untuk merebutnya dari teman sendiri.

Semenarik apa pun pacar teman di matamu, ada harga mahal yang harus kamu bayar apabila nekat berusaha memikatnya. Untuk mencegah diri melangkah terlalu jauh lebih baik kamu menjaga jarak dari hubungan mereka.

Sibukkan diri dengan hal-hal lain dan tolaklah apabila pasangan tersebut mengajakmu bepergian. Jangan biarkan dirimu menjadi musuh dalam selimut buat kawan sendiri.

Seandainya pun ia teman yang menyebalkan, merebut kekasihnya untuk memberinya pelajaran bukanlah cara yang baik. Meski perasaanmu pada pacarnya terasa kian kuat, rem dengan memahami enam hal berikut.

1. Bukan sikap teman yang sejati

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Aleksandar Andreev)

Hanya ada dua tipe teman dalam hidup ini, kawan sejati atau palsu. Gak ada teman yang berdiri di antara kedua tipe itu. Sedikit saja ada rasa tidak tulus bahkan sampai mencurangi kawan, otomatis kamu termasuk dalam kategori teman palsu.

Sebaik apa pun dirimu di hadapannya, kalau di belakangnya berbeda maka kualitasmu sebagai kawan terbilang rendah. Apalagi hingga kamu tega merebut salah satu sumber kebahagiaan teman, yaitu kekasihnya.

Jika dirimu teman sejati, seharusnya kamu justru membantu agar hubungan mereka langgeng. Dirimu pasti ingin melihat keduanya bersatu dan bahagia sampai maut memisahkan. Bukan malah kamu sendiri yang ingin memisahkan mereka demi kebahagiaan pribadi. Kalau menurutmu mendapatkan predikat kawan sejati masih penting, buang jauh-jauh pikiran hendak mengambil pasangan orang. 

2. Betul mencintainya atau cuma ingin mengalahkan kawan?

ilustrasi tiga orang (pexels.com/olia danilevich)

Hubungan pertemanan kadang gak sesederhana kelihatannya. Hanya karena kamu tampak akur dengan seorang kawan belum tentu tidak ada rasa persaingan di dalam diri. Boleh jadi diam-diam kamu selalu merasa terusik setiap teman mencapai atau memiliki sesuatu.

Ada perasaan iri dan dirimu lebih pantas buat berada di posisinya. Tapi kamu tahu tidak dapat meniru semua pencapaiannya dengan mudah, apalagi dalam hal prestasi dan latar belakang keluarga teman yang dinilai lebih baik darimu. Melihat hubungannya dengan pacarnya, kamu menjadi terinspirasi.

Dirimu melihat ada kesempatan untuk kali ini mengalahkannya dengan berusaha menarik perhatian kekasihnya. Kamu tahu bahwa temanmu tangguh menghadapi banyak kegagalan saat mengejar prestasi. Namun, mungkin patah hati mampu menghancurkannya dalam sekejap.

Kalau motivasimu yang sesungguhnya hanyalah mengalahkan kawan, ini menunjukkan betapa payahnya dirimu. Jangan mempermalukan diri seolah-olah kamu gak punya kemampuan yang lebih baik selain merebut pacar orang. Bila kamu lebih fokus pada kehidupan sendiri, dirimu pasti dapat mengukir pencapaian pribadi tanpa harus menjadi orang ketiga.

3. Dia sudah menetapkan hati

ilustrasi pasangan (pexels.com/Blue Bird)

Ketika hasratmu buat merebut pacar orang telah begitu kuat, kamu bisa lupa kalau kekasihnya juga manusia. Bukan barang yang dapat dengan mudah dicuri dari pemiliknya. Barang tinggal dibawa dan tak akan memprotes apalagi melawanmu.

Pacar temanmu tentu gak begitu. Dia punya sejuta alasan untuk mencintai kawanmu. Terlebih jika ia yang terlebih dahulu menembak serta berjuang cukup lama buat memperoleh hati temanmu.

Apabila kawanmu tidak terlalu istimewa di matanya, ia tak perlu melakukan semua itu. Ketika kamu muncul dengan usahamu buat mengalihkan perhatiannya dari temanmu, dia gak meladeni.

Alih-alih menanggapi sesuai harapanmu, ia justru bisa bersikap tegas dan keras padamu. Dia dengan cepat mengetahui maksud burukmu, menegaskan bahwa orang yang dicintainya hanya temanmu, serta memintamu menjauhi mereka. Apakah kamu gak malu bila mendapatkan penolakan seperti ini?

4. Pertemanan rusak, cinta belum tentu didapat

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Begitu niatmu merebut kekasih teman terendus baik oleh kawan maupun pacarnya, kamu gak bisa kembali ke titik awal. Artinya, sekarang dirimu tinggal menanggung berbagai konsekuensinya. Untuk pertemananmu dengan seseorang, jelas ulahmu telah menghancurkannya. 

Wajar bila temanmu tidak mau memberikan maaf apalagi kesempatan kedua untukmu kembali dekat dengannya. Baik kamu berhasil atau gak dalam merebut kekasihnya, dirimu tetap dianggap sebagai musuh olehnya. Kalaupun kamu mampu mengambil hati pacarnya, semua orang di sekitarmu menjadi tahu watakmu yang asli.

Namamu akan selalu jelek di mata orang-orang yang mengetahu sepak terjangmu dalam mencari cinta. Paling apes, kamu kehilangan teman tanpa memperoleh cinta yang dikejar. Dirimu ditinggalkan oleh semua orang dan pasangan itu kian berbahagia setelah menyingkirkanmu dari circle  mereka.

5. Kamu pun pasti tak nyaman menjadi nyamuk di antara mereka

ilustrasi tiga orang (pexels.com/Ron Lach)

Dalam usahamu merebut pacar teman tentu gak bisa dilakukan secara pasif. Kamu mesti lebih aktif buat menarik perhatiannya sehingga memaksakan keberadaanmu di antara mereka. Dirimu sering mengikuti mereka ke mana-mana serta bergabung dalam kencan atau kegiatan apa pun yang mereka lakukan.

Walaupun kamu berusaha membangun kepercayaan diri hingga sedemikian rupa, akui saja bahwa rasanya amat tak nyaman. Dirimu kesal melihat kedekatan mereka dan merasa waktu berjalan begitu lambat selama kalian jalan bertiga. Kamu bahkan merasa muak ketika mereka saling memuji serta menggoda layaknya sepasang kekasih.

Tanpa sadar, kamu sedang mengorbankan kesehatan mentalmu dengan setiap hari berada di situasi yang tak mengenakkan seperti di atas. Dirimu kehilangan begitu banyak waktu yang mestinya bisa diisi dengan lebih banyak momen bahagia. Terus menjadi nyamuk di antara teman dan kekasihnya bikin kamu lebih gampang stres dan makin lama makin parah.

6. Yakin bisa dapat jodoh dengan cara yang lebih bermartabat

ilustrasi pasangan (pexels.com/Trung Nguyen)

Percaya saja bahwa jodohmu tidak mungkin sekaligus jodoh orang lain. Seperti sepatumu sebelah kanan mustahil dapat dipasangkan dengan sepatu sebelah kiri milik orang lain. Gak usah susah-susah berupaya merebut pacar orang, karena jodohmu pasti menunggu di suatu tempat.

Kamu cukup bersabar saja hingga tiba waktunya untuk kalian bertemu. Tak perlu mengambil jalan pintas dengan merusak hubungan orang. Malah dengan dirimu merebut pacar teman, kamu terhalang dari berjumpa dengan jodohmu yang sesungguhnya. Ini seperti seharusnya dirimu berjalan lurus untuk bertemu jodoh, tapi malah belok demi merebut pasangan kawan.

Tanpa mengganggu hubungan siapa pun, martabatmu akan terjaga. Kelak dirimu sudah berpasangan dengan seseorang, gak ada suara sumbang yang terdengar. Orang-orang hanya mengharapkan kebaikan untuk masa depan kalian. Bukan membicarakan cara buruk yang kamu lakukan buat memikat pacar teman.

Merebut pacar kawan berbeda dengan jodohmu di kemudian hari ternyata mantannya. Untuk kasus yang terakhir, mereka sudah berpisah saat kamu bertemu kembali dengan mantannya dan saling jatuh cinta. Jika seperti itu tentu tak jadi soal. Malah temanmu akan merasa geli karena ternyata ia pernah menghabiskan beberapa bulan bahkan tahun buat menjaga jodohmu. 

Tapi jangan sekali-kali mencoba merebut pacar siapa pun. Hindari membalas kebaikan kawan dengan sikap jahat. Tidak pula membalas dendam atas kesalahannya padamu justru dengan mempermalukan diri sendiri. Bisa merebut pacar orang bukanlah prestasi yang layak dibanggakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team