Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/Mikhail Nilov)

Intinya sih...

  • Kejujuran dalam menolak undangan buka puasa adalah kunci utama hubungan pertemanan tanpa drama.
  • Berikan alasan spesifik agar temanmu tahu bahwa kamu benar-benar tak bisa datang, bukan sekadar menghindar.
  • Tawarkan alternatif lain atau tetap tunjukkan apresiasi atas undangan meskipun kamu menolaknya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ramadan datang, dan bersama dengannya, undangan buka puasa bersama mengalir deras. Dari teman SD yang sudah tak jelas kabarnya, geng SMA yang katanya "harus tetap solid", sampai rekan kerja yang tiap hari bertemu tapi entah kenapa tetap merasa perlu berbuka bersama.

Semuanya tampak menyenangkan, sampai kamu sadar bahwa waktu dan energimu terbatas. Ada banyak alasan untuk tak selalu hadir, misalnya kesibukan, kelelahan, atau sekadar ingin menikmati buka puasa dengan tenang di rumah. Namun, menolak ajakan tanpa menyinggung perasaan teman adalah seni tersendiri. Nah, berikut ini beberapa cara yang bisa kamu coba.

1. Jujur tapi tetap sopan

ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kejujuran adalah cara terbaik untuk menolak undangan tanpa drama. Jika memang tak bisa atau tak ingin datang, katakan saja dengan jelas. Namun, pastikan cara penyampaianmu tetap sopan dan penuh empati.

Misalnya, jika kamu lelah setelah bekerja, katakan:

"Aku sebenarnya ingin ikut, tapi belakangan ini tubuhku kerada capek banget. Aku butuh waktu untuk beristirahat, jadi kali ini aku gak bisa datang. Semoga lain kali kita bisa bertemu!"

Kalimat seperti ini menunjukkan bahwa kamu menghargai undangan mereka, tetapi juga mengutamakan kebutuhan dirimu sendiri. Teman yang pengertian akan memahaminya.

2. Gunakan alasan yang relevan dan personal

ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kadang, alasan yang terlalu umum seperti "sibuk" terdengar kurang meyakinkan. Jika memungkinkan, berikan alasan yang lebih spesifik agar temanmu tahu bahwa kamu benar-benar tak bisa datang, bukan sekadar menghindar.

Jika kamu sedang banyak tugas kuliah, katakan saja:

"Lagi dikejar deadline skripsi, nih. Takut kalau keluar malah jadi makin tertunda. Mungkin setelah selesai, aku bisa ikut kumpul."

Atau, jika keluargamu punya tradisi berbuka bersama di rumah, kamu bisa berkata:

"Setiap Ramadan, aku selalu berbuka dengan keluarga. Ibuku pasti kecewa kalau aku tak ada di meja makan. Maaf, ya, semoga ada kesempatan lain!"

Alasan yang personal seperti ini lebih sulit dibantah dan biasanya tak akan membuat temanmu merasa ditolak mentah-mentah. Coba saja dulu, ya. Dengan kalimat ini pasti temanmu akan memaklumi.

3. Tawarkan alternatif pertemuan

ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/RDNE Stock project)

Menolak undangan bukan berarti memutus hubungan. Jika kamu benar-benar ingin menjaga silaturahmi, tawarkan alternatif lain. Misalnya, "Maaf, aku tak bisa ikut bukber kali ini. Tapi, bagaimana kalau kita nongkrong setelah Lebaran? Lebih santai dan kita tak perlu rebutan tempat di restoran." 

Selain itu kamu juga bisa menggunakan kalimat seperti, "Buka puasanya aku lewatkan, tapi kalau mau lanjut ngobrol setelah Tarawih, aku bisa!" Dengan begitu, temanmu tetap merasa dihargai, dan kamu juga tak perlu merasa bersalah karena menolak.

4. Jangan mendadak membatalkan

ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/Antoni Shkraba)

Jika sudah tahu sejak awal bahwa kamu tak bisa datang, lebih baik langsung menolak daripada memberi harapan palsu. Membatalkan di saat-saat terakhir bisa lebih mengecewakan daripada menolak sejak awal.

Misalnya, kalau undangan datang seminggu sebelumnya dan kamu tahu bahwa hari itu ada agenda lain, segera beri tahu, "Hari itu aku ada acara keluarga, jadi tak bisa ikut. Semoga acaranya lancar, ya!" Namun, jika benar-benar harus membatalkan mendadak karena alasan yang tak terduga, pastikan kamu memberi tahu sesegera mungkin dan menyampaikan permintaan maaf.

5. Hindari alasan yang terlalu dibuat-buat

ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kadang, karena ingin menghindari konflik, orang jadi berlebihan dalam mencari alasan. Padahal, kebohongan justru bisa memperburuk keadaan jika ketahuan. Misalnya, jika kamu mengatakan bahwa kamu sedang sakit, tetapi kemudian temanmu melihatmu mengunggah foto sedang berbuka di rumah bersama keluarga, bisa jadi mereka akan merasa dibohongi.

Alih-alih mencari alasan yang berlebihan, cukup sampaikan secara jujur tanpa perlu terlalu banyak detail, seperti "Aku tak bisa ikut kali ini, tapi aku tetap ingin bertemu kalian di lain waktu!" Kalimat seperti ini cukup netral dan tak menimbulkan kecurigaan.

6. Jika terpaksa menolak, tunjukkan apresiasi

ilustrasi menolak undangan bukber (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tak semua undangan bisa diterima dan tak semua teman bisa selalu memahami alasan kita. Namun, cara terbaik untuk menghindari ketersinggungan adalah dengan tetap menunjukkan apresiasi atas undangan mereka.

Misalnya, gunakanlah kata-kata seperti, "Aku senang kalian mengajakku. Sayang sekali aku tak bisa ikut, tapi semoga acaranya seru dan menyenangkan!" Atau "Terima kasih sudah mengundangku. Aku pasti akan ikut jika ada kesempatan lain!" Dengan menunjukkan bahwa kamu tetap menghargai undangan mereka, teman-temanmu akan lebih mudah menerima keputusanmu tanpa merasa sakit hati.

Menolak undangan bukber memang terasa sulit, terutama jika kamu tipe orang yang tak enakan. Namun, mengutamakan kenyamanan dan kebutuhan diri sendiri juga penting. Kamu tak harus menghadiri semua acara hanya demi menjaga perasaan orang lain. Jika memang merasa tak sanggup, lebih baik menolak dengan cara yang bijak daripada datang dengan setengah hati. Masih banyak cara lain untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekatmu tanpa harus mengorbankan kenyamanan diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorKAZH s