Dalam hubungan, saling mengerti adalah hal yang penting, tapi kalau kamu terus-menerus jadi satu-satunya pihak yang ngalah dan memahami, lama-lama mentalmu juga bisa lelah. Selalu menjadi “orang dewasa” dalam konflik memang terlihat bijak, tapi bukan berarti emosimu tidak valid. Ketika kamu selalu pasang perisai sabar sementara pasangan tidak pernah belajar memahami balik, akan ada titik di mana kamu merasa jenuh, kosong, atau mempertanyakan hubungan itu sendiri.
Capek mental seperti ini gak bisa dianggap remeh. Jika dibiarkan, kamu bisa kehilangan rasa bahagia dalam hubungan, merasa sendirian, bahkan insecure tentang dirimu sendiri. Padahal, cinta yang sehat bukan tentang siapa yang paling sabar, tapi tentang dua orang yang saling bertumbuh dan mengerti. Untuk bisa bertahan tanpa mengorbankan diri sendiri, kamu perlu tahu cara mengatasi rasa capek mental itu sebelum berubah jadi luka batin lebih dalam.
Berikut enam cara menghadapi rasa capek mental saat kamu merasa selalu jadi pihak yang ngertiin dalam hubungan. Pelan-pelan, kamu harus belajar menyelamatkan dirimu sendiri dulu.