Semua pilihan ada risikonya. Menyatakan cinta berisiko ditolak. Tidak menyatakan cinta alias hanya memendamnya juga berisiko pedih sendiri ketika si dia justru menyukai orang lain.
Makin tak keruan rasanya jika pemendam cinta justru menjadi tempat si dia mencurahkan isi hatinya tentang seseorang yang sedang disukainya. Lalu ambyarlah hati sang pemendam cinta ketika ia harus menyaksikan orang yang selama ini dicintainya dalam diam menjadi milik orang lain dan ia harus berpura-pura ikut bahagia.
Pada akhirnya, memendam cinta bukan soal benar atau salah karena hal ini juga tidak bisa dilepaskan dari tipe kepribadian yang bersangkutan. Bahkan sebenarnya, meski cinta tidak diungkapkan secara lisan maupun dalam surat, perasaan para pemendam cinta ini akan menemukan jalannya sendiri kok.
Sama seperti mereka yang lebih ekspresif, para pemendam cinta juga tak henti-hentinya memperjuangkan cinta mereka kok. Hanya saja dengan cara yang berbeda. Dan dengan suatu cara yang mungkin tak akan pernah bisa dipahami mereka yang lebih ekspresif, suatu saat para pemendam cinta juga akan bertemu dengan seseorang yang dicintainya serta mencintainya, dan mereka sama-sama tahu itu.