Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Trần Long)

Tidak ada yang bisa menampik bahwa hubungan asmara terkadang terasa melelahkan. Kata cinta yang mudah sekali dilontarkan ternyata gak segampang itu untuk dibuktikan. Kamu dapat sampai meragukan cinta karena berpikir seharusnya cinta selalu bikin bahagia.

Namun, kenyataannya berbeda sekali. Pasangan merasa dirimu tak mampu membuktikan rasa cinta padanya. Padahal, kamu telah berusaha sekuat tenaga memberikan yang terbaik untuknya. Begitulah cinta cukup sulit dibuktikan, karena enam sebab berikut ini.

1. Menghadapi orang yang dicintai pun perlu kesabaran

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Hanya karena sangat sayang pada seseorang, bukan berarti kamu akan selalu suka ketika berhadapan dengannya. Pasti ada kalanya sikapnya kekanak-kanakan atau suasana hatinya sedang negatif. Kamu perlu lebih bersabar dalam menghadapinya.

Ini tidak terlalu sulit dilakukan, bila kamu gak lagi banyak pikiran. Namun, ketika kamu sendiri sedang lelah atau punya masalah, kesabaran dalam menghadapi pasangan dapat terasa nyaris habis. Belum lagi saat ia meminta berbagai hal yang belum tentu mampu kamu penuhi.

2. Makin lama makin besar tanggung jawabnya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Eduardo Simões Neto Junior)

Kalau masa pacaran berjalan dengan baik, kemungkinan besar kamu akan menikah dengan pacar. Satu sisi, tentu ini harus disyukuri karena tak sedikit hubungan yang gagal sampai ke pernikahan. Namun, di sisi lain jangan berpikir semuanya bakal makin mudah setelah menjadi pasangan suami istri.

Babak baru yang penuh tantangan justru baru dimulai. Tanggung jawab setelah menikah banyak sekali. Kamu yang terlena oleh indahnya masa pacaran bisa terkaget-kaget, bahkan menyesali keputusan untuk menikah.

3. Orang yang terlibat pun tambah banyak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Peace Alberto Iteriteka)

Semasa pacaran, dunia terasa milik berdua. Selepas menikah, duniamu penuh sesak oleh kehadiran keluarga besar pasangan dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal. Semuanya membutuhkan perhatian yang tidak sedikit.

Waktu berpacaran, kamu tak perlu ikut memikirkan saudara dari pacar. Namun setelah menikah, sedikit banyak kamu ikut terlibat dalam segala hal yang terjadi di keluarga besarnya. Sebagai pasangan suami istri, kamu juga punya tugas menjadi anggota masyarakat yang baik dengan mengikuti setiap kegiatan yang ada.

4. Tuntutan untuk matang secara emosi, pemikiran, serta finansial

ilustrasi pasangan (pexels.com/Renthel Cueto)

Kadang-kadang kamu baru punya satu atau dua di antaranya dan ini menyulitkanmu dalam membuktikan cinta. Penghasilanmu mungkin di atas rata-rata, tapi emosi yang masih kurang dewasa bikin pasangan capek. Ia merasa harus selalu mengasuhmu yang kekanak-kanakan.

Sebaliknya, emosimu terkontrol dengan baik dan mampu berpikir jernih, tapi penghasilan masih minim. Akibatnya, kamu tak kunjung siap buat menikah. Padahal, itulah bukti cinta yang sangat diharapkan oleh pacar. 

5. Pasangan bisa punya persepsi berbeda tentang bukti cinta

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alena Darmel)

Kamu bekerja keras bagai kuda demi memastikan hidup pasangan terjamin. Menurutmu, itulah bukti cinta yang sesungguhnya. Kamu mau mengajaknya bahagia bersama, bukan hidup susah bareng-bareng. Namun, persepsi pasangan tentang bukti cinta berbeda.

Dia sulit menoleransi kesibukanmu. Ia menginginkan kamu punya lebih banyak waktu untuknya, bahkan kalau bisa selalu bersama. Kelihatannya, permintaannya menyenangkan juga buatmu. Akan tetapi, kamu pun tahu bahwa kantong yang kempis mempercepat habisnya rasa cinta. Kamu merasa sedang berjuang memperpanjang napas cinta, tapi pasangan tidak satu pemahaman.

6. Pasti akan diuji dengan masa sulit

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Mart Production)

Bahkan dalam kisah cinta fiksi pun akan selalu ada ujiannya. Apalagi dalam hubungan asmaramu di dunia nyata. Masa-masa bulan madu yang manis bakal habis. Satu demi satu badai pernikahan mengempas.

Di saat-saat seperti inilah cintamu benar-benar diuji. Kerap kali ada perasaan ingin menyerah dan mengakhiri hubungan. Kamu mungkin cukup tangguh di beberapa ujian pertama. Namun begitu rapuh di ujian berikutnya.

Sulitnya mengubah kata cinta menjadi bukti nyata hendaknya tak sampai membuatmu gentar mencintai. Semua akan ada masanya. Lebih baik meneruskan hubungan sampai pernikahan dengan seseorang yang dicintai dan mencintaimu daripada terlalu cemas, apakah dirimu akan dapat membuktikan cinta sesuai harapan pasangan atau tidak?

Walaupun bukti cintamu bisa memicu kesalahpahaman dengan pasangan atau ia merasa kurang puas, pada akhirnya rasa saling pengertian dan menerima juga akan tercipta. Selama kamu tak menyia-nyiakannya dan selalu punya niat baik, lambat laun ia bakal paham tentang bahasa cintamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team