Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Silas Soares)

Untuk memilih teman sehidup semati, kamu gak boleh sembarangan. Keliru pilih suami atau istri jauh lebih menyakitkan daripada berpacaran dengan orang yang gak tepat. Menikah seperti perjalanan yang tidak memungkinkanmu kembali ke titik awal.

Walau baik pernikahan maupun pacaran sama-sama dapat diakhiri dengan perpisahan, rasa serta dampaknya berbeda. Putus dari pacar malunya tak seberapa dibandingkan gagal berumah tangga.

Masih banyak orang yang memandang miring status duda atau janda. Juga ada anak-anak serta dua keluarga besar yang ikut terdampak. Sebelum nasi menjadi bubur, selektiflah dalam memilih teman hidup. Sebesar apa pun rasa cintamu padanya saat ini, jangan abaikan enam hal berikut.

1. Jangan tergesa-gesa membawa hubungan ke pernikahan

ilustrasi pasangan (pexels.com/joao Guerreiro)

Kalau kamu sedang jatuh cinta pada seseorang, keinginan untuk segera menikah dengannya memang begitu kuat. Dirimu sangat optimis pernikahan akan memberikan kebahagiaan yang lebih besar dalam hubungan kalian.

Sayangnya, sikap buru-buru sering kali berakibat kurang baik. Apalagi terkait kehidupan rumah tangga yang melibatkan orang lain. Kalian memang sudah saling mengenal. Namun, ibarat orang bermain di kolam, dirimu baru mencelupkan kaki. Masih ada terlalu banyak hal yang belum kamu ketahui tentang dirinya.

Ini bukan sekadar mengenai pekerjaan, keluarga besar, atau statusnya asli lajang atau bukan. Hal yang tak kalah penting adalah sifat-sifat aslinya. Jangan sampai dirimu terpikat hanya pada sifatnya yang mudah terlihat dan setelah menikah baru terkaget-kaget dengan sisi negatifnya.

2. Hindari percaya begitu saja pada kata-kata manisnya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrey Castillejos)

Bukan rayuan namanya, jika tidak menggunakan kata-kata manis. Tak hanya pilihan katanya yang serba positif, cara mengatakannya pun penuh kelembutan. Bahkan sering ia berbisik di telingamu sehingga meningkatkan keintiman.

Kamu dapat lupa segala-galanya bila dia sudah berkata-kata manis. Ini yang gak boleh terjadi karena kata-kata itu bisa tulus atau tidak. Bahkan, barisan kalimat menarik dapat diperoleh dengan mudah dari kutipan dalam buku atau film romantis.

Betapa pun kata-katanya membuaimu, segeralah tersadar dan waspada. Janji akan tinggal janji jika ia tak menepatinya. Pujiannya pun belum tentu lahir dari hatinya atau hanya diberikan padamu. Bukan berarti kamu perlu terus mencurigainya, tapi kata-kata manis punya daya untuk menipu.

3. Jauhi pemikiran bahwa dia sempurna

ilustrasi pasangan (pexels.com/CAMERA TREASURE)

Jika kamu tahu, bahwa orang-orang di luar sana bahkan dirimu sendiri tidak sempurna, maka pacarmu pun sama saja. Logika ini mesti dipertahankan sekalipun dia tampak begitu menarik bagimu.

Keyakinan, bahwa dia sempurna akan membuatmu menutup mata pada berbagai sifat minusnya. Di mana hal itu dapat membahayakanmu bila hubungan berlanjut ke jenjang pernikahan.

Dirimu wajib mencapai pemahaman bahwa dia tidak sempurna, kamu tahu letak kekurangannya, serta mampu menerimanya. Bila kamu telah sampai di titik ini, berarti dirimu mencintainya dengan penuh kesadaran. Bukan sekadar cinta buta yang kerap berujung derita dan kecewa.

Jadikan masa pacaran sebagai waktunya menggali kekurangan satu sama lain. Lalu bertanya pada diri sendiri, bisakah kamu hidup dengan orang yang mempunyai kelemahan itu?

Bukan buat setahun atau dua tahun, melainkan seumur hidup. Kalau kira-kira kamu gak sanggup dan tidak dapat mengharapkan perubahan drastis darinya, masih ada waktu buat mundur dari rencana menikah dengannya.

4. Kenali tanda-tanda kurang baik dari dirinya

ilustrasi pasangan (pexels.com/ArtHouse Studio)

Beberapa orang merasa tertipu oleh pasangannya setelah berumah tangga sekian lama. Seperti perangainya ternyata kasar, tidak menghargai pasangan, dan sebagainya. Meski kelihatannya ini mengejutkan mereka, tentu sesungguhnya tak ada perubahan yang sedrastis itu dalam diri seseorang.

Kemungkinan terbesarnya adalah mereka abai pada tanda-tanda perilaku negatif yang ditunjukkan pasangan selama berpacaran. Misalnya, pasangan sering kehabisan kesabaran pada orang lain. Mereka berpikir toh, itu cuma dilakukannya pada orang lain, bukan pada mereka.

Faktanya, orang dengan kecenderungan temperamental bisa kasar pada siapa pun. Jika selama ini sikapnya selama berpacaran terlihat baik, itu karena hubungan belum diuji oleh banyak masalah termasuk rasa bosan. Sekalipun kamu sedang jatuh cinta, jaga kepekaanmu terhadap setiap sikapnya yang bisa menjadi tanda bahaya bila hubungan kalian makin jauh.

5. Dengarkan pandangan orang-orang tepercaya di sekitarmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/ກອນ ພົມມະລາດ)

Biasanya ini yang paling tidak disukai oleh sepasang kekasih. Pandangan kurang baik dari orang lain bukan cuma dianggap gak penting, tapi juga diyakini berakar dari rasa iri terhadap hubungan mereka.

Memang ada orang yang saking dengkinya padamu akan mengatakan hal-hal buruk tentang hubunganmu dengan seseorang, serta berharap kalian tidak menikah. Namun, orang yang seperti ini tentu tidak termasuk dalam circle terdekatmu.

Kalau orang yang mengatakan pendapat negatifnya tentang pasanganmu adalah sahabat, saudara kandung, bahkan orangtua wajib untukmu tetap memperhatikannya. Mereka tentu hanya ingin yang terbaik buatmu.

Ketika jatuh cinta membuat pikiranmu agak tumpul, mereka sebagai pengamat amat awas terhadap perilaku pasanganmu. Saat dirimu diperingatkan oleh mereka, jangan langsung emosi. Tanyakan dulu apa dasar mereka berpendapat begitu tentang pasanganmu lalu renungkanlah.

6. Waspadai masa lalunya

ilustrasi pasangan (pexels.com/The Wedding Fog)

Walaupun kamu ingin fokus menatap masa depan bersamanya, masa lalu seseorang tidak bisa dikesampingkan. Dirimu memang tak perlu mencari seseorang dengan masa lalu tanpa cela sebagai pasangan. Namun, lihat-lihat dulu dengan teliti seberapa buruk masa lalu itu dan kemungkinan hal-hal negatif terulang kembali suatu saat nanti.

Misalnya, kamu berpacaran dengan seorang janda atau duda. Dirimu sangat berhak untuk tahu apakah ia duda/janda mati atau cerai. Bila bercerai, mengapa itu sampai terjadi? Hindari hanya percaya pada penuturannya tanpa mencari tahu dari sumber lain.

Masa lalu orang begitu beragam dan kamu tidak perlu memaksakan hati selapang mungkin agar dapat menerima semuanya. Kamu juga perlu memikirkan efek masa lalu pasangan terhadap rumah tanggamu ke depan, jika kalian menikah. Terimalah masa lalu pasangan sebatas yang masih bisa kamu toleransi.

Bila kesalahan dalam memilih pasangan masih dapat dicegah, kenapa tidak? Hindari bersikap terburu-buru untuk setiap keputusan besar dalam hidupmu, termasuk melepas masa lajang. Harapanmu tentu bahagia selamanya bersama seseorang sehingga kamu wajib lebih berhati-hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team