Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan kekasih bertengkar (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi pasangan kekasih bertengkar (freepik.com/pressfoto)

Pertengkaran dalam hubungan adalah hal yang wajar, tapi akan terasa melelahkan jika setiap kali ribut, pasanganmu selalu mengungkit kembali kesalahan lama. Mungkin kesalahan itu sudah kamu minta maaf dan bahkan sudah selesai dibahas, tapi entah bagaimana ia kembali membawanya ke permukaan setiap kali emosi. Kebiasaan mengungkit masa lalu seperti ini bisa membuat hubungan terasa tidak sehat karena kamu jadi merasa disudutkan terus-menerus, seakan-akan tidak ada kesempatan untuk berubah.

Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, yang muncul akhirnya rasa lelah secara emosional, rasa bersalah yang berlebihan, atau bahkan rasa minder karena kamu dianggap tak pernah benar. Padahal, hubungan sehat seharusnya tidak selalu memelihara masa lalu sebagai senjata. Butuh komunikasi yang dewasa dan langkah yang bijak untuk menghadapi pasangan yang suka mengungkit-ngungkit kesalahan lama, supaya konflik bisa selesai secara adil dan hubungan tetap berjalan ke arah yang lebih sehat.

Berikut enam tips yang bisa kamu lakukan agar masalah yang sama tidak terus muncul saat bertengkar, dan pasanganmu bisa belajar fokus pada penyelesaian konflik hari ini, bukan menyalahkan masa lalu yang sudah berlalu.

1. Validasi perasaan mereka dulu agar tidak merasa diabaikan

ilustrasi pasangan saling meminta maaf (freepik.com/Racool_studio)

Saat pasanganmu mengungkit kesalahan lama, itu biasanya karena dia merasa luka lama itu belum benar-benar sembuh. Sebelum kamu ikut kesal, coba validasi dulu perasaannya. Kamu bisa berkata, "Aku paham kamu masih sakit hati soal itu, dan aku minta maaf karena membuat kamu kecewa." Dengan begitu, dia merasa didengar dan tidak langsung merasa kamu menyepelekan perasaannya.

Tindakan ini bukan berarti kamu mengizinkan dia mengungkit terus, tapi sebagai langkah pertama agar dia tenang. Kalau kamu langsung defensif, dia akan semakin terpancing dan konflik makin melebar. Dengan mendengarkan lebih dulu, kamu menunjukkan kalau kamu tidak lari dari masalah yang sudah lewat, dan kamu siap menyelesaikannya dengan cara yang lebih dewasa.

Setelah suasana agak tenang, baru kamu bisa menjelaskan bahwa kamu sudah belajar dari kesalahan tersebut dan ingin hubungan kalian maju ke depan, bukan mundur ke masalah lama.

2. Ajak diskusi di waktu tenang bahwa kebiasaan ini menyakitkan

ilustrasi pasangan saling menenangkan (freepik.com/yanalya)

Bicarakan tentang kebiasaan mengungkit ini di situasi yang netral, bukan saat kalian sedang bertengkar. Pilih waktu ketika kalian sedang dalam suasana hati yang baik, lalu sampaikan dengan tenang bahwa kamu merasa sedih setiap kali dia membawa kembali kesalahan lama saat sedang ribut.

Gunakan kalimat "aku merasa", bukan "kamu selalu", agar dia tidak merasa dituduh. Misalnya, "Aku merasa sedih dan gak dihargai kalau kesalahan yang dulu dibahas lagi setiap kita berdebat." Jelaskan bahwa kamu mau bertanggung jawab, tapi terus diingatkan membuat kamu merasa tidak punya kesempatan untuk berubah.

Kalau dibicarakan di momen yang tenang, pasangan akan lebih bisa menerima dan mungkin mulai menyadari bahwa kebiasaan itu tidak membuat konflik selesai, justru memperlebar luka lama.

3. Jelaskan bahwa kamu sudah berubah dan siap membuktikan lewat tindakan

ilustrasi kekasih berdiskusi (pexels.com/Huynh Van)

Kadang alasan pasangan mengungkit masa lalu adalah karena dia belum merasa yakin kamu benar-benar berubah. Jadi selain meminta maaf, kamu juga perlu menunjukkan lewat tindakan sehari-hari bahwa kamu sudah berusaha lebih baik. Jangan hanya bilang “Aku udah berubah kok” tanpa ada pembuktian nyata.

Misalnya jika dulu kamu sering terlambat menepati janji, tunjukkan bahwa sekarang kamu lebih disiplin soal waktu. Konsistensi seperti ini akan membuat pasangan pelan-pelan percaya dan berhenti menjadikan kesalahan masa lalu sebagai ancaman. Beri tahu dia, "Aku ngerti kamu trauma, tapi coba lihat aku selama ini sudah lebih jujur dan gak ngulangin hal itu."

Kalau perubahanmu konsisten, lama-kelamaan dia akan sadar bahwa mengungkit masa lalu tidak relevan lagi karena kamu bukan orang yang sama seperti dulu saat melakukan kesalahan itu.

4. Ajak pasangan fokus pada masalah hari ini, bukan membuka ‘arsip’ lama

ilustrasi pasangan berdebat (pexels.com/Timur Weber)

Ketika sedang bertengkar, cobalah ajak pasangan untuk fokus pada satu masalah saja – masalah yang sedang terjadi saat itu. Kamu bisa bilang, "Kita bahas dulu masalah yang sekarang ya, nanti kalau masih perlu, baru kita omongin lagi yang lama." Dengan begitu, arah diskusi lebih terfokus dan tidak melebar ke hal-hal di masa lalu.

Jika dia mulai mengungkit lagi, kamu bisa dengan tenang berkata, "Aku paham kamu masih kesal soal itu, tapi kita sudah pernah bahas dan aku sudah minta maaf. Boleh gak sekarang kita fokus selesaikan yang ini dulu?" Kalimat seperti ini menunjukkan bahwa kamu tetap menghargainya, tapi tidak ingin dibebani hal-hal yang sudah berlalu.

Kebiasaan ini kalau diterapkan berulang, akan membuat pasangan perlahan belajar membedakan antara luka lama yang sebenarnya sudah selesai dengan masalah baru yang butuh fokus tersendiri.

5. Buat kesepakatan bersama soal ‘aturan bertengkar’ agar konflik lebih sehat

ilustrasi pasangan kekasih (freepik.com/pch.vector)

Coba duduk dan buat kesepakatan bersama tentang bagaimana kalian ingin menyelesaikan masalah kalau ke depannya ada konflik. Misalnya, kalian sepakat untuk tidak mengangkat masalah lebih dari satu kali kalau sudah selesai dibahas dan sudah ada permintaan maaf. Semacam “aturan bertengkar” yang sama-sama disepakati agar diskusi tetap adil.

Kesepakatan ini akan menjadi pengingat untuk kalian berdua saat emosi memuncak di masa depan. Kalau salah satu mulai mengungkit lagi, bisa langsung diingatkan bahwa kalian sudah sepakat untuk membicarakan hal tersebut satu kali saja. Ini bukan untuk mengabaikan perasaan, tapi untuk membuat pertengkaran lebih fokus dan tidak semakin melebar.

Dengan adanya kesepakatan konflik seperti ini, hubungan kalian bisa tetap sehat walaupun bertengkar. Tak semua perbedaan harus dihindari, tapi bagaimana cara bertengkar dengan cara adil dan dewasa itulah yang membuat hubungan bertahan lama.

6. Jangan takut minta bantuan pihak ketiga jika perilaku ini berulang terus

ilustrasi pasangan kekasih datang ke konselor (freepik.com/freepik)

Kalau semua cara sudah dilakukan tapi pasangan tetap suka mengungkit kesalahan lama dan membuatmu merasa sangat terbebani, jangan ragu mempertimbangkan bantuan profesional seperti konselor hubungan. Kadang kebiasaan ini muncul karena dia belum menyelesaikan luka batin dari masa lalu dan butuh tempat netral untuk menyuarakan rasa sakitnya.

Bantuan pihak ketiga bisa membuat kalian lebih saling mendengar, karena pihak netral akan membantu menyusun komunikasi lebih terarah. Kamu juga bisa terbantu mengekspresikan rasa frustasimu tanpa takut salah tanggapan. Ini bukan soal mencari siapa yang salah, tapi cara agar kalian tidak saling menyakiti lagi dengan kebiasaan yang berulang.

Ingat, kamu juga berhak mempertahankan kesehatan mentalmu dalam hubungan. Jika pasangan tidak mau berubah dan terus menjadikan masa lalumu sebagai senjata, kamu boleh mempertimbangkan ulang apakah hubungan ini layak dipertahankan demi kenyamanan jangka panjangmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team