7 Tahapan Kesedihan setelah Mengalami Putus Cinta, Kamu Relate?

Intinya sih...
- Perpisahan bisa sama menyakitkannya dengan berduka atas kematian orang yang dicinta
- Penyangkalan dan syok cenderung terjadi segera setelah putus cinta, menolak menerima kenyataan
- Kemarahan, tawar-menawar, penerimaan, dan harapan baru adalah tahapan kesedihan setelah putus cinta
Menurut Claudia de Llano, LMFT, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, mengalami perpisahan bisa sama menyakitkannya dengan berduka atas kematian orang yang dicinta, karena pada dasarnya kita kehilangan salah satu hubungan terpenting dalam hidup. Proses berduka bisa terasa seperti roller coaster emosional, saat kamu menaiki gelombang kemarahan, kesedihan, kebingungan, kesepian, kecemasan, rasa bersalah, dan penyesalan, terjalin dengan momen kelegaan, harapan, dan penerimaan.
Kadang-kadang kamu melewati tahap-tahap ini satu per satu, namun di lain waktu kamu mungkin mengulanginya atau bolak-balik di antara keadaan emosi yang berbeda dengan begitu cepat sehingga membuatmu terkejut. Nah, IDN Times sudah merangkumkan tujuh tingkatan kesedihan setelah kamu mengalami putus cinta. Ada apa saja? Yuk, simak bersama!
1. Ambivalensi
Pada tahap ini, hati dan kepalamu bermain tarik menarik dengan emosimu. Dilansir laman Verywell Mind, Sanjata Gupta, seorang penulis tentang kesehatan menjelaskan, bahwa pada tahapan ini kamu mungkin bertanya-tanya, apakah ini adalah hal yang sudah benar dilakukan atau tidak. Selain itu, ada banyak pikiran tentang pertanyaan, 'what ifs' atau mempertanyakan apakah situasi akan berbeda, jika kamu melakukan hal yang berbeda pula.
Di tahapan ini kamu juga akan mendapatkan pukulan emosional. Suatu saat kamu merasa berdaya, membayangkan masa depanmu tanpa mereka, dan saat berikutnya, kamu tenggelam dalam lautan nostalgia, melihat-lihat foto dan teks lama, mati-matian berusaha mempertahankan sesuatu yang hilang. Emosimu ada di mana-mana.
Kamu lega karena pertengkaran telah berakhir, tetapi kamu tidak ingin melajang lagi. Kamu marah pada mantan karena cara mereka memperlakukanmu, namun kamu juga merindukannya.
2. Denial dan shock
"Penyangkalan adalah mekanisme perlindungan yang menyerap rasa sakit saat kita perlahan-lahan menghadapi kenyataan yang terus berubah," kata de Llano.
Syok cenderung terjadi segera setelah putus cinta. Pada tahap ini, kamu menyangkal tentang perpisahan dan emosi kita. Selain itu, kamu mungkin menolak untuk menerima kenyataan. Menurut de Llano, pemikiran umum pada tahap ini adalah bahwa kamu dan pasangan sudah melalui ini sebelumnya, maka kalian bisa memperbaikinya.
Penyangkalan berfungsi sebagai perisai pelindung terhadap emosi intens yang muncul saat putus cinta. Alih-alih menghadapi rasa sakit secara langsung, kamu malah mengubur emosi dan mengalihkan perhatianmu dengan pekerjaan atau tanggung jawab lain agar tidak memikirkannya. Kamu selalu lupa bahwa kamu tidak bersama lagi.
3. Relapse
Karena rasa sakitnya sangat tak tertahankan, kamu mungkin bisa meyakinkan mantanmu agar bisa balikan denganmu. Untuk sementara, itu akan meringankan penderitaanmu akibat penarikan diri.
"Namun, terlepas dari upaya terbaikmu, kamu tidak akan bisa menjalin hubungan sendirian. Sayangnya, kamu mungkin harus melalui proses putus dan berdamai lebih dari sekali sebelum kamu benar-benar yakin inilah saatnya untuk melepaskan," jelas Suzanne Lachmann, Psy.D, seorang psikolog klinis berlisensi, dilansir Psychology Today.
4. Rasa marah
"Setelah putus cinta, kamu mungkin merasakan kemarahan dan kebencian yang hebat terhadap mantan. Kamu mungkin merasa sakit hati atas tindakan mantanmu. Rasa sakit hati ini bisa terwujud dalam bentuk kemarahan," kata de Llano.
Kemarahan juga bisa mendorongmu untuk bertindak reaktif, seperti mengirimkan pesan yang menyakitkan, mengatakan hal-hal yang tidak kamu maksudkan, dan bertengkar dengan mantan bahkan setelah putus. Selain itu, kamu mungkin mencari sasaran untuk mengarahkan kemarahanmu. Kamu akan menyalahkan mantan, diri sendiri, atau faktor lain yang menyebabkan putusnya hubungan.
5. Negosiasi perasaan
Tahap tawar-menawar adalah saat kamu bernegosiasi dengan diri sendiri dan pasangan tentang cara-cara yang dapat kita gunakan untuk mengubah diri atau situasi kita untuk mendapatkan kembali hubungan tersebut. Pada tahap ini, kamu mungkin mengharapkan kesempatan kedua dan berpikir jika kamu punya kesempatan lagi, semuanya akan berbeda.
Kamu akan berjanji kepada mantanmu bahwa kamu akan berubah dengan harapan bisa mendapatkannya kembali. Kamu juga akan mencoba menegosiasikan kembali syarat-syarat hubungan dengan mantanmu untuk mempertahankannya dalam hidupmu, mengusulkan persahabatan, pertemanan yang menguntungkan, hubungan terbuka, atau alternatif lain selain perpisahan total.
Kamu mulai mengorbankan nilai-nilai pribadi, batasan, atau pilihan gaya hidupmu untuk mencoba membuat segala sesuatunya berjalan baik dengan mantan pasanganmu.
6. Penerimaan
Ini adalah jenis penerimaan yang akan terasa lebih seperti penyerahan diri. Kamu menunda perpisahan karena kamu harus melakukannya, bukan karena kamu ingin. Pada saat ini, baik kamu atau mantanmu telah mengembangkan kesadaran dan kendali yang cukup untuk menyadari bahwa kamu tidak ditakdirkan untuk menjadi seperti itu.
"Seiring berjalannya waktu, penerimaan awal yang sering kali lemah ini menjadi lebih substantif, karena kamu berdua mulai menyadari, secara mandiri, bahwa ada batasan yang setidaknya harus dipatuhi oleh salah satu dari kamu agar perpisahan tetap bertahan. Kamu akhirnya memahami bahwa tidak baik bagimu untuk terus mencoba lagi," jelas Lachmann.
7. Harapan baru
Kamu terpuruk karena putus cinta dan mengalami kesulitan untuk melepaskannya, sebagian karena hal itu menghancurkan hubunganmu dengan harapan. Seiring penerimaan yang semakin mendalam, untuk melangkah maju kamu perlu mengarahkan kembali perasaan harapanmu.
Sungguh mengejutkan ketika dipaksa mengalihkan harapanmu dari hubungan tersebut. Namun, ini adalah kesempatan untuk mengalihkan kekuatan hidupmu dari kesedihan yang kamu rasakan.
Itulah tujuh tahapan kesedihan yang mungkin akan kamu rasakan setelah mengalami putus cinta. Ingatlah, berakhirnya sebuah hubungan bukan berarti akhir dari segalanya. Justru, ini bisa menjadi awal yang baru untuk menemukan kebahagiaan dan cinta yang lebih tulus, termasuk cinta kepada diri sendiri. Dalam setiap luka, ada kekuatan yang siap membantu kita untuk tumbuh lebih bijaksana dan lebih kuat.