Mungkin kita semua selama ini sudah terjebak menjadi seseorang yang toxic positive. Nah, memang apa saja tandanya kalau kita sudah mulai memberi toxic positive? Toxic positivity bisa kita tunjukkan dari respon yang kita berikan saat teman lagi curhat.
Contoh dari toxic positivity ini adalah, "sabar ya, orang lain masih ada yang lebih parah", "positif aja, entar biar Tuhan yang balas", dan lain-lain yang isinya menyuruh agar menjadi lebih positif. Kedengarannya seperti, lhoh bukannya itu yang betul?
Tidak seperti itu, coba kamu bayangkan kalau kamu di posisi teman yang lagi curhat, dengan emosi negatif yang kamu rasakan, pasti sulit untuk tiba-tiba menjadi positif. Kuncinya adalah, maksimalkan peranmu sebagai pendengar.
Diksi yang kamu gunakan di sini penting. Daripada menggunakan kata-kata seperti di atas, lebih baik kamu bilang "iya wajar kok kamu ngerasa kayak gini", "pasti sulit ya melewatinya, apa ada yang bisa kubantu?", dan sebagainya.
Tetapi, tidak hanya diksi yang berperan penting, tentunya juga ketulusan menjadi pendengar. Selain itu, kamu harus berhati-hati ya, jangan menganggap remeh cerita dari temanmu. Misalkan, ketika dia lagi curhat, eh kamu malah bilang "aku dulu sih malah kayak gini", atau "aku dulu lebih parah". Hal-hal seperti ini malah membuat sahabatmu hilang rasa percaya terhadapmu.