Beberapa tahun terakhir ini memang tak mudah. Namun, merupakan waktu-waktu yang berharga dalam hidupku.
Hari itu kita bertatap muka untuk pertama kalinya. Kemudian, tak kusangka kamulah yang menjadi pencapaianku yang terbaik. Seperti sudah kukatakan, tak mudah, tapi kita berhasil dan mencapai masa-masa ini. Aku tak bisa melihat diriku bersama orang lain ataupun dirimu dengan yang lain. Karena yang aku tatap sekarang di masa depanku adalah kamu.
Salah satu langkah paling menegangkan dalam hidupku, kamu harus tahu itu. Aku tak pernah menyangka aku cukup kuat untuk bertatapan langsung dengan ayahmu. Namun, semua berjalan baik, sejak awal pertemuan sampai saat ini. Mereka tak hanya menganggapku pacar putri kesayangan mereka, tapi juga pria yang tepat untukmu.
Bahagia rasanya, hal pertama ini yang membulatkan tekadku untuk menjadikanmu masa depanku.
Ya.. Sulit, tapi berhasil kita lalui dan membuat hubungan kita semakin kuat. Kita saling percaya satu sama lain. Tak bisa kupungkiri, dalam benak ini kepercayaanku padamu sudah terlampau tinggal. Namun, tak apa, karena aku yakin kamu adalah pribadi yang tepat buatku.
Kamu yang aku percaya untuk menemaniku melangkah ke tahap berikutnya. Karena...
Sudah bukan rahasia di antara kita, aku sudah siapkan segalanya untuk masa depan bersamamu. Aku telah menabung dan bekerja keras untuk semuanya. Begitu juga denganmu yang tak sungkan membantuku untuk mewujudkan semua ini.
Semakin kuat kita menyatu, semakin yakin aku untuk membawamu melangkah ke masa depan itu. Masa depan di mana aku akan berusaha sekuat tenagaku membahagiakanmu dan memberikan yang terbaik untukmu.
Yah, mau bagaimana lagi, aku tak bisa terlalu menyimpan 'rahasia' padamu. Aku sudah secara sengaja atau tak sengaja meminta pendapatmu tentang sejumlah bagian dari masa depan kita. Kamu tampak bahagia dengan keputusan kita, maka itu cukup buatku bahagia.
Semua ini merupakan perjuangan kita, pengorbanan kita, dan hasil yang akan kita raih demi mengikat hubungan ini. Mungkin kamu sudah akan menduga kemana semua ini akan berujung, atau ke pertanyaan apa yang akan aku pertanyakan padamu.
Inilah, saatnya. Bagiku kita tak bisa terpisahkan lagi, kamu merupakan hal terindah yang ada dalam hidupku, kamu jugalah yang membuatku merasa terlengkapi.
Untukmu, aku sudah siap untuk mengajakmu ke jenjang berikutnya dalam hubungan ini. Hubungan di mana aku akan menjadi suami dan kamu akan menjadi istri. Jadi maukah kamu menikah denganku?