ilustrasi pasangan (pexels.com/Hugo Martínez)
Sikap bucin yang baik ialah mendedikasikan cintamu pada orang yang terpilih tanpa menghilangkan penghargaan pada diri sendiri. Dengan begini, sebucin-bucinnya kamu pada pasangan tetap mampu menolak tindakannya yang merendahkan atau berpotensi merugikanmu. Dirimu tidak asal saja dalam memperturutkan keinginannya.
Kalau bucin bikin kamu gak memedulikan apa-apa lagi, termasuk kebahagiaan diri, ini lebih tepat disebut sebagai kebodohan dalam menjalani hubungan. Dirimu wajib tetap cerdas dalam membangun relasi dengan siapa pun. Tempatkan dirimu setara dengan pasangan serta jangan menghamba padanya seolah-olah ia yang paling berkuasa.
Bucinmu cukup sekadar untuk menunjukkan kemesraan di ruang-ruang pribadi saja. Kamu tetap mampu mengungkapkan pendapatmu sendiri tentang berbagai hal. Gak harus selalu sama dengan pasangan hanya karena dirimu mencintainya. Ketika hubungan kalian berjalan dengan buruk dan menemui jalan buntu, kamu juga masih kuat untuk menghadapi perpisahan demi kebaikan.
Sikap bucin akan menjadi buruk apabila tidak dibarengi dengan kedewasaan dalam diri dua orang yang menjalin hubungan. Misalnya, sikap bucin pada remaja yang cenderung lebih banyak negatifnya. Emosi mereka belum stabil dan kurang mampu menerapkan etika di mana pun berada.
Namun, sebagai pribadi yang sudah lebih matang, kamu dapat bersikap bucin, tanpa membahayakan diri atau mengurangi kebebasan pasangan. Dengan sikap bucin yang tepat seperti dalam poin-poin di atas, hubunganmu dengannya akan kian bahagia. Usia masing-masing boleh bertambah tua, tapi asmara tetap menyala. Kalian akan seperti pasangan baru terus.