ilustrasi mengobrol (pexels.com/Picsani (Albani Sanchez))
Kalau ia sampai keliru mengartikan sikap ramahmu sebagai tanda cinta, dia sendiri yang akhirnya kecewa. Kesalahpahaman itu mulanya melambungkan hatinya. Namun begitu suatu saat kamu mengoreksi kekeliruan itu atau jadian dengan orang lain, dia akan hancur.
Ia mewaspadai kemungkinan itu karena semua orang yang sedang dimabuk cinta cenderung salah menafsirkan sikap gebetan. Lebih baik dia menjaga diri agar tak terlalu merasa tersanjung oleh sikapmu dengan sedikit menjauh. Ia senang dengan keramahanmu, tapi lebih suka lagi bila tak harus menelan kekecewaan yang terlampau besar di kemudian hari.
Sebagai pihak yang dicintai, kamu tidak perlu mencemaskan sikap seseorang yang sepertinya naksir tapi malah menjaga jarak darimu. Ambil sisi positifnya saja, yaitu dirimu menjadi tak kehilangan kebebasan. Seandainya ia sudah makin yakin dengan perasaannya, cepat atau lambat dia pun bakal merapat padamu.