Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dua wanita berjauhan
ilustrasi dua wanita berjauhan (pexels.com/Liza Summer)

Memasuki usia dewasa, banyak hubungan pertemanan tidak lagi berjalan seperti dulu. Bukan karena pertengkaran besar atau konflik yang belum selesai, tetapi karena hidup perlahan bergerak ke arah yang berbeda. Friend drift sering terjadi secara halus, bahkan tanpa disadari sampai jarak itu benar-benar terasa.

Fenomena ini kerap memunculkan rasa bersalah, seolah menjauh dari teman adalah tanda ketidakpedulian. Padahal, dalam banyak kasus, friend drift justru menjadi bagian alami dari proses bertumbuh. Untuk memahami hal tersebut, ada beberapa alasan mengapa friend drift terasa semakin wajar di usia dewasa.


1. Prioritas hidup mulai berubah

ilustrasi wanita fokus bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Memasuki usia dewasa, fokus hidup tidak lagi hanya soal bersenang-senang. Banyak orang mulai memikirkan stabilitas karier, kondisi keluarga, dan kesehatan jangka panjang. Waktu dan energi pun dialokasikan ke hal-hal yang dianggap lebih mendesak.

Perubahan prioritas ini membuat pertemanan tidak lagi berada di urutan teratas. Bukan berarti hubungan itu tidak penting, tetapi porsinya menjadi berbeda. Friend drift terasa wajar ketika hidup menuntut perhatian ke banyak arah sekaligus.


2. Waktu luang semakin terbatas

ilustrasi wanita kelelahan berbaring di kasur (pexels.com/PRODUKSI MART)

Rutinitas harian di usia dewasa sering terasa padat dan melelahkan. Waktu kosong menjadi sesuatu yang langka dan berharga. Banyak rencana bertemu akhirnya kalah oleh kebutuhan istirahat.

Ketika kelelahan menjadi bagian dari keseharian, interaksi sosial ikut berkurang. Janji temu bukan dibatalkan karena tidak peduli, melainkan karena tubuh dan pikiran butuh jeda. Friend drift terjadi karena waktu tidak lagi fleksibel seperti sebelumnya.


3. Frekuensi komunikasi menurun

ilustrasi wanita berdiri memegang ponsel (pexels.com/Roberto Hund)

Pesan yang dulu cepat dibalas kini sering tertunda tanpa niat mengabaikan. Notifikasi menumpuk di tengah kesibukan dan tanggung jawab lain. Komunikasi perlahan menjadi lebih jarang dari biasanya.

Penurunan frekuensi ini tidak selalu disadari sebagai masalah. Namun, jarak emosional tumbuh seiring minimnya interaksi. Friend drift terasa alami ketika komunikasi tidak lagi menjadi bagian rutin dalam hidup sehari-hari.


4. Lingkar pergaulan semakin spesifik

ilustrasi dua wanita saling berdiam (pexels.com/Liza Summer)

Usia dewasa membuat lingkungan sosial menjadi lebih tersegmentasi. Ada lingkar kerja, lingkar keluarga, dan lingkar pertemanan lama yang jarang bertemu. Setiap lingkar berjalan di ritmenya masing-masing.

Ketika ruang bertemu semakin jarang, kedekatan pun ikut berubah. Pertemanan yang tidak lagi berada di lingkar harian perlahan merenggang tanpa konflik. Friend drift terjadi karena jarak fisik dan konteks hidup yang berbeda.


5. Perubahan nilai dan cara pandang

ilustrasi wanita serius melihat temannya (pexels.com/Liza Summer)

Pengalaman hidup membentuk perspektif baru seiring waktu. Hal-hal yang dulu dianggap penting bisa kehilangan maknanya. Cara melihat hidup, karier, dan hubungan pun ikut berubah.

Perubahan ini tidak selalu berjalan seiring dengan teman lama. Ketika nilai hidup tidak lagi sejalan, kedekatan emosional ikut bergeser. Friend drift terasa wajar saat arah hidup tidak lagi bertemu di titik yang sama.


6. Tidak semua pertemanan tumbuh bersama

ilustrasi wanita melambaikan tangan kepada temannya (pexels.com/Zen Chung)

Setiap orang berkembang dengan kecepatan dan pilihan yang berbeda. Ada yang fokus membangun karier, ada yang memprioritaskan keluarga, ada pula yang mengejar hal lain. Tidak semua perjalanan bisa ditempuh bersama.

Perbedaan ritme ini menciptakan jarak yang sulit dihindari. Bukan karena ada yang tertinggal atau ditinggalkan, tetapi karena arah hidup berubah. Friend drift muncul sebagai konsekuensi dari pertumbuhan yang tidak seragam.


7. Energi emosional menjadi lebih selektif

ilustrasi wanita memegang segelas minuman (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Usia dewasa mengajarkan batas dalam mengelola energi emosional. Tidak semua hubungan bisa dirawat dengan intensitas yang sama seperti dulu. Seleksi ini sering dilakukan tanpa disadari.

Menjaga diri sendiri menjadi prioritas penting. Hubungan yang menguras energi cenderung dibiarkan merenggang secara alami. Friend drift terasa wajar ketika menjaga keseimbangan diri menjadi kebutuhan utama.

Friend drift tidak selalu berarti kehilangan atau kegagalan menjaga hubungan. Dalam banyak kasus, ini adalah tanda bahwa hidup sedang bergerak dan berkembang. Memahami hal ini membantu mengurangi rasa bersalah yang sering menyertai jarak pertemanan. Di usia dewasa, tidak semua hubungan harus dipertahankan dengan cara yang sama untuk tetap bermakna.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team