ilustrasi memberi hadiah (Pexels.com/Nicole Michalou)
Laman Very Well Mind menyebutkan bahwa love language receiving gifts merupakan bahasa cinta yang paling sering disalahpahami. Para pemiliknya sering dianggap sebagai gold digger alias mata duitan. Istilah yang lebih kekinian adalah matre alias materialistis.
Memang, tak bisa dimungkiri bahwa pemilik bahasa cinta akan merasa senang apabila mendapat sebuah pemberian dari pasangannya. Namun, bukan fisik barang tersebut yang mereka lihat, melainkan arti di balik pemberian tersebut.
Dilansir Mind Body Green, hal ini seperti yang dijelaskan oleh Julie Nguyen, seorang pelatih hubungan. Ia mengatakan bahwa hadiah yang diberikan menunjukkan sebuah makna tersendiri bagi pemilik receiving gifts.
Dengan kata lain, hadiah merepresentasikan cinta atau kasih sayang itu sendiri. Lewat pemberian tersebut pula, mereka merasa diingat dan dianggap berarti oleh pasangan.
Karena bukan wujud bendanya yang dilihat, Mark Williams, seorang konselor kesehatan mental berlisensi dan pelatih hubungan, memaparkan bahwa barang yang dihadiahkan tidak perlu harus besar maupun mewah, tidak pula harus diberikan setiap saat. Apa pun itu, mereka dengan bahasa cinta ini akan senantiasa menerimanya dengan sepenuh hati dan menganggapnya begitu berarti.
"Apakah barang itu adalah perhiasan kecil dari toko barang bekas atau perahu layar setinggi 50 kaki tidaklah penting. Keduanya menyampaikan pesan yang sama: aku kepikiran denganmu sewaktu melihat ini. Kamu selalu ada di pikiranku," ujar Williams dikutip dari Very Well Mind.