Ilustrasi kencan (unsplash.com/Frank Alarcon)
Meskipun bisa berasumsi bahwa perasaan butterfly in my stomach didorong oleh cinta, dr. Keefer menjelaskan pada kenyataannya, pergolakan dalam usus adalah proses stres emosional. Menurutnya dalam sebuah penelitian tahun 1949, telah menyelidiki bagaimana berbagai jenis stres memengaruhi usus.
Para ilmuwan juga menunjukkan bahwa kata-kata dan suara keras yang tidak harmonis diputar di telinga, pada saat yang sama juga bisa mengganggu ritme usus kita. Bahkan, menurut dr. Keefer hal ini juga bisa muncul ketika berbohong, atau membahas kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan dalam hidup seperti ditolak oleh kekasih.
Yvette Taché, seorang ahli saraf dan profesor kedokteran U.C.L.A., telah mempelajari bagaimana stres memengaruhi komunikasi antara usus dan otak. Misalnya, kalau kamu berharap kencan pertama berjalan lancar, atau tidak yakin dengan perasaan pasangan terhadapmu, stres tersebut bisa menyebabkan otak melepaskan molekul yang disebut hormon kortikotropin, yang juga bisa membuat jantung berdebar kencang karena situasi tertentu.
Pada saat yang sama, molekul tersebut meningkatkan kortisol. Hormon inilah yang akan menguat dalam beberapa bulan pertama ketika kamu sedang jatuh cinta. Tetapi kemudian turun saat hubungan sudah mulai stabil atau berjalan beberapa waktu.
Jadi, istilah butterfly in my stomach adalah untuk menggambarkan perasaan ketika kamu gugup, cemas, takut, atau gembira akan sesuatu. Tentu kamu juga pernah mengalaminya dalam berbagai situasi.