Pernah, gak, sih, awalnya cuma mau ngobrol baik-baik, tapi ujung-ujungnya kamu dan orang terdekatmu malah jadi adu emosi serta saling serang? Entah dengan pasangan, teman, atau bahkan keluarga sendiri, hal seperti ini sering banget kejadian. Awalnya cuma beda pendapat kecil, tapi karena cara ngomong atau bernada salah, suasana bisa langsung panas. Akhirnya, bukan solusi yang didapat, malah hubungan jadi renggang.
Nah, yang sering bikin ribut makin parah itu bukan isi argumennya, tapi cara kita berargumen. Ketika diskusi mulai berubah jadi debat toksik, artinya emosi lebih dominan daripada logika. Di titik ini, kamu bukan lagi berusaha mencari jalan tengah, tapi sekadar pengen menang. Biar gak terjebak dalam lingkaran debat yang gak sehat, yuk, pelajari cara menghindari debat toksik dengan pendekatan yang lebih dewasa, tenang, dan tetap elegan!
