Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi istri menemani suami bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi istri menemani suami bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Di era yang semakin modern, sudah menjadi hal yang umum jika dalam rumah tangga suami dan istri sama-sama bekerja. Entah karena alasan finansial, aktualisasi diri, atau sama-sama punya karier yang ingin dibangun. Namun, keputusan ini kerap disertai konsekuensi yang serius, yaitu kurangnya waktu bersama karena sama-sama memiliki kesibukan di luar.

Rutinitas yang padat bisa bikin hubungan renggang kalau gak diatasi dengan bijak. Nah, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan pasangan agar tetap harmonis meski sama-sama sibuk bekerja. Simak sampai selesai, ya!

1. Jadwal boleh padat, tapi prioritas harus jelas

ilustrasi laki-laki sedang bekerja (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Bekerja keras itu bagus, tapi jangan sampai pekerjaan membuat salah satu merasa diabaikan. Kehidupan rumah tangga bukan sekadar tinggal serumah, tapi juga tentang kehadiran dan perhatian. Coba buat kesepakatan kecil: kapan waktu untuk kerja, kapan waktu untuk keluarga.

Misalnya, sepakat untuk gak membahas pekerjaan setelah jam 8 malam. Atau, sepakat untuk sudah harus ada di kasur jam 9 malam untuk deeptalk. Momen singkat tapi rutin ini jauh lebih berarti daripada liburan mahal setahun sekali yang jarang terjadi.

2. Bagi tugas rumah tangga secara adil

ilustrasi laki-laki sedang mencuci piring (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Urusan domestik kerap menjadi sumber konflik rumah tangga, terutama jika keduanya sama-sama mencari uang. Banyak pasangan merasa gak adil karena salah satu merasa lebih terbebani. Nah, kuncinya adalah komunikasi dan kompromi. Bukan berarti harus membagi rata segalanya 50:50, melainkan sesuai kesepakatan dan kondisi masing-masing.

Istri yang pulang lebih cepat bisa masak untuk makan malam, sementara suami beberes atau cuci piring. Atau kalau lagi sama-sama sibuk, bisa sewa jasa kebersihan sesekali. Yang penting, jangan saling menyalahkan dan tetap saling hargai usaha masing-masing.

3. Jangan agagap sepele sentuhan kecil

ilustrasi suami dan istri sedang berpelukan (pexels.com/Annushka Ahuja)

Menjaga keharmonisan rumah tangga gak harus dengan hal besar, seperti liburan romantis atau kejutan mewah. Padahal, hal-hal kecil seperti cium kening saat berangkat kerja, pesan singkat di tengah kesibukan, membuatkan kopi di sore hari, atau pelukan sebelum tidur punya efek luar biasa untuk menjaga kedekatan emosional. Sentuhan kecil ini adalah bentuk perhatian yang menunjukkan bahwa kamu tetap hadir meski sibuk. Dalam hubungan, perhatian kecil yang konsisten bisa jadi fondasi yang jauh lebih kuat daripada momen besar yang hanya terjadi sesekali.

4. Ungkapkan perasaan tanpa drama

ilustrasi suami dan istri sedang berbicara (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Kesibukan kadang membuat kita menumpuk emosi. Lelah, kesal, atau kecewa jadi tersimpan karena gak sempat dibicarakan. Kalau dibiarkan, bom waktu ini bisa meledak di waktu yang salah. Oleh sebab itu, penting sekali untuk menciptakan ruang diskusi yang sehat.

Bicara dari hati ke hati tanpa saling menyerang adalah skill penting. Jangan ragu untuk mengatakan perasaanmu dengan nada yang lembut dan niat yang baik. Sebaliknya, hindari ungkapan yang terkesan menuduh, seperti kalimat "Kamu gak pernah" atau "Kamu selalu" karena bisa membuat pasanganmu merasa diserang dan disalahkan.

5. Saling mendukung karier masing-masing

ilustrasi istri menemani suami bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Mendukung pasangan dalam karier adalah bentuk cinta yang nyata, baik istri ke suami maupun suami ke istri. Namun, jangan sampai hubungan berubah menjadi teman sekamar yang hanya berbagi logistik. Tetap ingat bahwa suami dan istri adalah partner emosional, bukan cuma rekan kerja dalam urusan rumah.

Tunjukkan rasa bangga atas pencapaian pasangan, sekecil apa pun itu, karena dukungan emosional bisa menjadi bahan bakar semangat yang luar biasa. Saat ia gagal atau sedang terpuruk, jadilah orang pertama yang memberinya pelukan dan kalimat penyemangat, bukan malah menghakimi. Karier memang penting, tapi jangan pernah lupa bahwa pasangan adalah rumah tempat pulang, maka jadilah tempat pulang penuh kehangatan, penerimaan, dan rasa saling memiliki.

Menjaga keharmonisan rumah tangga saat suami istri sama-sama bekerja memang gak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Kuncinya ada pada komunikasi, kompromi, dan kesadaran bahwa hubungan yang sehat dibangun dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan cinta setiap hari. Sibuk bukan alasan untuk jauh secara emosional. Justru, di tengah kesibukan itulah kita perlu lebih kreatif dalam menunjukkan cinta. Karena pada akhirnya, rumah tangga bukan soal siapa paling capek, tapi siapa yang paling peduli.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian