Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merenung (pixabay.com/Pexels)
ilustrasi merenung (pixabay.com/Pexels)

Pernahkah kamu merasa bahwa gebetan berubah setelah sekian lama PDKT? Di awal terkesan sangat baik dan serius. Bahkan kamu sudah sedikit menaruh rasa sama dia. Tapi bukannya merealisasikan hubungan, dia malah pergi begitu saja sehingga kamu merasa dicampakkan. 

Sakit? Pastinya. Apalagi kalau dia berubah setelah kamu memberikan sesuatu yang sudah kamu korbankan. Lantas, bagaimana cara melewati masa sulit ini? Yuk, intip lima cara berikut ini supaya kamu tak melakukan hal yang malah akan merusak hidupmu. 

1. Kamu tak boleh mengelak, akui kalau memang sedang sakit hati

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/1388843)

Kebiasaan mengelak tentang perasaan yang sebenarnya ini juga diakibatkan karena stereotip yang melekat kalau ditanya kabar oleh orang harus selalu dijawab 'baik'. Padahal kondisi kamu sedang tidak baik-baik saja.

Saat patah hati, tak perlu berlagak sok kuat dan mengelak rasa sakit hati. Semakin kamu membantah, maka sakit akan semakin dalam. Oleh sebab itu, akui saja kalau kamu memang sakit, tertipu, dan sedang gagal dalam bercinta. Walau tidak sama orang lain, setidaknya jujur sama diri sendiri saja. Karena nantinya proses berdamai itu akan melibatkan dirimu sendiri. Jadi, jangan coba mengelak. Akui saja, ya!

2. Ungkapkan kekesalanmu dan pengampunan ke gebetan

ilustrasi gawai (pixabay.com/StockSnap)

Mungkin terkesan memalukan, namun inilah gunanya mengakui bahwa kamu sedang sakit pada poin pertama di atas. Rasa marah kamu juga muncul karena menganggap dia tak mengerti kalau kamu sedang marah terhadap perbuatannya. Ungkapkan saja kekesalan itu lewat ketemuan langsung atau chat

Jika memang kamu sudah mampu mengungkapkan semuanya, lepaskan juga pengampunanmu. Cara ini memang sedikit membuat harga dirimu dipertanyakan. Tetapi, untuk kesembuhan hati sendiri, kamu lebih baik untuk melakukan ini supaya tidak ada yang mengganjal di dada.

3. Jika tak mampu masih menjalin hubungan, jangan ragu buat meninggalkan

ilustrasi stalking media sosial (pixabay.com/Eric_Lucatero)

Kalau kamu tidak yakin masih bisa menjadi teman atau berhubungan seperti sebelum PDKT, lebih baik tutup semua akses komunikasi bersamanya. Misalnya saja kamu boleh untuk unfollow media sosialnya. Jika melihat fotonya saja, air matamu kembali menetes. Jadi, lebih baik tutup aksesnya.

Tak perlu merasa tidak enak, karena toh kamu sudah mengeluarkan semua amarahmu kepadanya. Ini adalah hal yang wajar. Setidaknya kamu adil sama diri sendiri dan tidak membuka akses bagi orang yang hanya membogongi kamu saja. 

4. Jangan mengurung diri dan beraktivitaslah

ilustrasi musisi (pixabay.com/Pexels)

Memang kamu perlu waktu sendiri. Tapi juga jangan sampai mengurung diri dan memblokir lingkungan sosial. Ketahuilah jika kamu melakukannya, malahan sakit hati akan semakin dirasakan. Maka dari itu beraktivitaslah. Pergi ke kantor, nongkrong, olahraga, dan sebagainya. Walau terkesan sekadar pengalihan, setidaknya fokusmu tidak tertuju sama rasa sakit saja.

Saat kamu berada sendiri dan merasa sakit hati, ini momen yang berbahaya. Bisa jadi kamu berpikir yang tidak-tidak dan malahan melakukan kegiatan yang bisa merugikan diri sendiri. Makanya, kalau bisa berbaur dengan orang lain berbaurlah dan berkegiatanlah. 

5. Jangan lagi bertanya kenapa dia pergi, tetapi apa yang harus kamu lakukan selanjutnya

ilustrasi merenung (pixabay.com/StockSnap)

Tentunya pertanyaan ini akan selalu menghantui kamu. Kenapa dia pergi, apa salah dan kurangmu, dan sebagainya. Ini manusiawi, namun perlu coba kamu lawan. Jangan biarkan pertanyaan ini jadi terus menyakiti hatimu. Apalagi kemudian menganggap diri tak pantas dan tidak berharga buat dicintai.

Pikirkan saja bagaimana kamu akan melanjutkan hidup dan penyesuaian apa yang harus kamu lakukan, pasca kepergiannya. Bagaimana pun, kamu harus bertanggung jawab sama diri sendiri. Karena orang lain tidak bisa menyokong kamu terus, sekali pun dia adalah pasangan atau gebetanmu. 

Sakit pastinya ditinggalkan orang yang kamu suka dan sudah terpikir bisa bersama dirinya. Namun, jangan sampai ini menghancurkan hidupmu yang sudah baik sampai sebelum dia datang. Akui rasa sakit itu dan lanjutkan hidup untuk bisa menemukan yang lebih baik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team