Mengucapkan “aku cinta kamu” seharusnya tidak menjadi sekadar kebiasaan romantis atau pelengkap chat sebelum tidur. Kalimat ini punya bobot emosi yang besar, makna yang mendalam, dan tanggung jawab yang tidak bisa dianggap remeh. Sayangnya, banyak orang terlalu mudah mengucapkannya tanpa benar-benar memahami konsekuensi atau komitmen yang seharusnya menyertai. Cinta bukan sekadar soal kata-kata manis, tapi tentang sikap dan tindakan yang selaras.
Kalian mungkin berpikir, "Tapi aku benar-benar cinta dia." Namun, sekuat apa pun perasaan itu, jika masih ada perilaku-perilaku yang menyakiti, meremehkan, atau bahkan mengabaikan pasangan, maka cinta kalian masih belum dewasa. Mengucap “aku cinta kamu”, tapi masih sering melakukan kesalahan yang sama, sama saja dengan memberi harapan palsu yang dikemas dalam kalimat indah. Berikut ini lima hal yang membuktikan bahwa kalian belum layak mengucapkan kalimat sakral itu, jika masih rutin melakukannya.