Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
birdsontheblog.co.uk
birdsontheblog.co.uk

Artikel ini merupakan karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Sebagai remaja yang baru hengkang dari era putih abu-abu, aku sudah gak asing lagi dengan kasus percintaan di antara anak baru gede yang memang jadi makanan sehari-hariku. Dari pelik yang selama ini kuamati dan kualami, ada beberapa masalah krusial yang sering terjadi di dalam hubungan. Salah satu yang akrab di telingaku yaitu overthinking alias terlalu mikir.

Overthinking di sini adalah mikir yang nggak-nggak. Pikiran yang timbul dari dasar yang rapuh dan nggak bisa dijadikan acuan. Kayak misalnya, waktu doi nggak bales pesanmu sebentar, kamu sudah kelabakan. Pikiranmu mulai bercabang ke dugaan-dugaan yang kadang akhirnya malah ngaco dan nggak beralasan. Contohnya:

“Kok dia lama sih balesnya?

Aku nggak diperhatiin lagi, nih.

Aduh, dia pasti lagi sama cewek/cowok itu!

Apa dia udah nggak sayang sama aku, ya.

Dan masih banyak lagi. Padahal kenyataannya, pacarmu lagi asyik tidur di kamar. Sudah begitu, setelah dia bangun pun, kamu masih menggempurnya, marah-marah karena dia lama balas pesanmu. Dia yang baru bangun tidur dan nggak ngerti apa-apa cuma bisa melongo sambil garuk-garuk kepala dan bilang, “Emang salah ya kalau aku ngantuk dan ketiduran?”

Nah, itulah yang aku maksud dengan overthinking. Hayo, siapa di antara kalian yang suka berlaku seperti di atas?

Overthinking bisa menyulut banyak masalah yang sebenarnya nggak penting. Hubunganmu dengan dia jadi nggak sehat!

Parahnya, overthinking kadang-kadang bisa menyulut keburukan lain, bahkan bisa merambat sampai ke overprotective. Padahal, doi juga manusia biasa yang butuh privasi. Kalau dia sesekali jenuh sama kamu dan minta space buat sendiri untuk sementara waktu, itu juga wajar. Kecuali kalau dia jelas-jelas selingkuh, kamu berhak banget marah.

Aku juga dulunya begitu. Overthinking banget, malah. Pacar menghilang sebentar, langsung aku tuding nggak sayang. Tapi, lama-lama aku sadar kalau itu kebodohan. Kalau sekarang, bagi aku pribadi sih, cinta itu membebaskan. Mau dia berkegiatan apa saja, aku nggak ada masalah. Yang penting dia bahagia, aku juga bahagia. Sesimpel itu sebenarnya, nggak perlu dibikin ribet. Tanpa overthinking yang menghantui, aku bisa lebih bahagia dan nggak terbebani, nggak gelisah selama menjalani hari.

Karena cinta itu hakikatnya saling mengasihi dan memahami, bukan malah mengekang dan membatasi.

Cinta itu beda dengan obsesi. Nggak semua yang kita cintai bisa sepenuhnya kita miliki. Toh, meski payung yang bertajuk cinta itu menaungi, kita tetap individu yang berdiri sendiri. Punya hak dan otoritas masing-masing. Betul, nggak? Coba deh, letakkan posisi kita layaknya mereka yang kita batasi. Apa enak sedikit-sedikit dilarang dan dicurigai? Lama-lama doi bisa capek menoleransi dan ujung-ujungnya malah bete terus beneran nggak sayang ke kamu lagi.

Bagi aku, yang penting dalam cinta itu dedikasi. Saling mencintai dan mengasihi. Modalnya itu saling percaya dan support satu sama lain. Meski nggak setiap waktu bisa ketemu face to face, selalu aja ada saat untuk berbagi soal kebahagiaan dan kesedihan yang dialami. Dan yang terpenting, saling memahami satu sama lain. Dengan begitu, kalian nggak akan kemakan oleh overthinking yang disebabkan hal-hal yang sepele.

Kalau kamu masih memendam prasangka pada pasanganmu, itu artinya memang ada yang harus kamu bicarakan baik-baik dengan dia.

Bukan berarti kamu nggak berhak untuk merasa bermasalah. Kalau ada yang kamu rasa mengganggu, cobalah konsultasikan bareng dia. Sisihkan sedikit waktu dengan ngopi bareng sambil ngobrol. Utarakan apa yang ada di pikiranmu. Jangan memendam prasangka yang akhirnya jadi penyakit-penyakit kayak scapegoating dan yang lainnya. Nggak baik juga buat kemaslahatan hubungan kalian berdua, kan?

Kalian tentunya sadar betapa nggak sehatnya overthinking yang menggerogoti sendi-sendi hubungan percintaan. Sekarang, pilihan kalian ada di tangan: mau meletakkan ego di sektor depan, atau mempertahankan hubungan kalian? Kalau kalian memilih yang kedua, caranya nggak susah, kok. Dengan tips-tips yang sudah kusebutkan di atas, percaya deh, hubunganmu bisa selamat dari serangan kanker overthinking. Siapa tahu hubungan kalian malah jadi lebih manis dan awet tanpa curiga terus-terusan. Nah, selamat mencoba!

 

#CintaDalamKata

Editorial Team