Artikel ini merupakan karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.
Sebagai remaja yang baru hengkang dari era putih abu-abu, aku sudah gak asing lagi dengan kasus percintaan di antara anak baru gede yang memang jadi makanan sehari-hariku. Dari pelik yang selama ini kuamati dan kualami, ada beberapa masalah krusial yang sering terjadi di dalam hubungan. Salah satu yang akrab di telingaku yaitu overthinking alias terlalu mikir.
Overthinking di sini adalah mikir yang nggak-nggak. Pikiran yang timbul dari dasar yang rapuh dan nggak bisa dijadikan acuan. Kayak misalnya, waktu doi nggak bales pesanmu sebentar, kamu sudah kelabakan. Pikiranmu mulai bercabang ke dugaan-dugaan yang kadang akhirnya malah ngaco dan nggak beralasan. Contohnya:
“Kok dia lama sih balesnya?”
“Aku nggak diperhatiin lagi, nih.”
“Aduh, dia pasti lagi sama cewek/cowok itu!”
“Apa dia udah nggak sayang sama aku, ya.”
Dan masih banyak lagi. Padahal kenyataannya, pacarmu lagi asyik tidur di kamar. Sudah begitu, setelah dia bangun pun, kamu masih menggempurnya, marah-marah karena dia lama balas pesanmu. Dia yang baru bangun tidur dan nggak ngerti apa-apa cuma bisa melongo sambil garuk-garuk kepala dan bilang, “Emang salah ya kalau aku ngantuk dan ketiduran?”
Nah, itulah yang aku maksud dengan overthinking. Hayo, siapa di antara kalian yang suka berlaku seperti di atas?