Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi interaksi dengan lawan jenis (unsplash.com/No Revisions)

Intinya sih...

  • Baper sering kali akibat trauma masa lalu yang membuat diri sensitif dan protektif.
  • Ekspektasi tinggi terhadap lawan jenis bisa memicu perasaan baper ketika tidak terpenuhi.
  • Kurangnya penerimaan diri dan ketergantungan emosional juga dapat menyebabkan mudah baper.

Di dunia percintaan, siapa, sih, yang gak pernah merasa baper? Baper alias bawa perasaan bisa datang tiba-tiba dan bikin kamu overthinking. Ini terutama kalau sudah berurusan sama lawan jenis, entah itu gebetan, teman dekat, bahkan orang yang baru dikenal. Kadang, hal-hal kecil bisa bikin kamu jadi terhanyut perasaan dan mulai membayangkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Lantas, kenapa, sih, kamu sering banget gampang baper sama lawan jenis?

Baper bisa muncul dari berbagai faktor, mulai dari pengalaman masa lalu sampai situasi dan kondisi saat ini. Setiap orang pasti punya alasan masing-masing kenapa jadi gampang terbawa perasaan. Berikut ini lima alasan yang mungkin bikin kamu sering baper sama lawan jenis meski kadang rasanya gak masuk akal.

1. Punya luka masa lalu

ilustrasi trauma luka masa lalu (unsplash.com/Nik Shuliahin 💛💙)

Baper sama lawan jenis sering kali berakar dari pengalaman masa lalu yang meninggalkan luka. Kalau pernah terluka atau dikecewakan dalam hubungan sebelumnya, kamu mungkin jadi lebih sensitif dan gampang terbawa perasaan. Trauma dari masa lalu bikin kamu jadi terlalu protektif sama hati sendiri. Jadi, ketika ada perhatian kecil dari lawan jenis, kamu langsung beranggapan bahwa ada perasaan yang lebih dari sekadar teman.

Selain itu, rasa takut untuk disakiti lagi membuat kamu jadi mudah terhanyut dalam perhatian atau kebaikan yang diberikan. Hal ini bisa jadi semacam mekanisme pertahanan diri. Kamu berusaha menghindari rasa sakit dengan menganggap serius hal-hal yang sebenarnya biasa saja. Itu sebabnya, gak heran kalau kamu sering jadi baper, padahal lawan jenis tersebut belum tentu punya perasaan yang sama.

2. Ekspektasi yang ketinggian

ilustrasi interaksi dengan lawan jenis (unsplash.com/Anna Hecker)

Kadang, kamu sendiri yang membangun ekspektasi terlalu tinggi terhadap orang lain, apalagi kalau sudah merasa nyaman atau cocok dengan lawan jenis. Dari sini, baper sering muncul karena kamu berharap lebih dari apa yang sebenarnya terjadi. Ekspektasi yang terlalu tinggi bikin kamu jadi mudah terjebak dalam bayangan-bayangan manis yang belum tentu nyata.

Ketika ekspektasi tersebut gak terpenuhi, baper jadi tak terhindarkan. Kamu mengira lawan jenis tertarik, misalnya, padahal dia cuma bersikap ramah atau perhatian secara umum. Kekecewaan yang muncul karena ekspektasi ini justru bikin kamu makin terbawa perasaan, bahkan sampai menyakiti diri sendiri dengan anggapan yang gak perlu.

 

3. Kurangnya menerima diri sendiri

ilustrasi sedih (unsplash.com/Yuris Alhumaydy)

Alasan lain kenapa gampang baper sama lawan jenis ialah kurangnya penerimaan diri. Ketika gak merasa cukup baik atau masih meragukan diri sendiri, kamu cenderung mencari validasi dari orang lain, terutama dari lawan jenis. Perhatian kecil atau pujian yang diberikan bisa terasa sangat berarti dan membuat kamu merasa dihargai meski sebenarnya itu hal biasa.

Kurangnya penerimaan diri juga bikin kamu jadi mudah menggantungkan kebahagiaan pada orang lain. Saat ada interaksi yang terasa spesial, langsung saja muncul perasaan baper karena berharap perhatian tersebut akan terus berlanjut dan membawa kebahagiaan. Padahal, kebahagiaan seharusnya datang dari dalam diri, bukan dari apa yang orang lain berikan.

 

4. Ketergantungan emosional

ilustrasi pasangan romantis (unsplash.com/Justin Follis)

Ketergantungan emosional juga sering menjadi penyebab kenapa gampang baper sama lawan jenis. Saat kamu terlalu bergantung secara emosional pada seseorang, setiap interaksi dengannya bisa terasa sangat bermakna dan punya dampak besar pada suasana hati. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya dukungan emosional dari lingkungan lain atau karena kebutuhan emosional yang belum terpenuhi.

Dalam situasi seperti ini, perhatian sekecil apa pun dari lawan jenis bisa menjadi sumber kebahagiaan yang luar biasa. Sayangnya, ketergantungan emosional ini juga bisa membuatmu jadi mudah kecewa jika perhatian yang sama tidak berlanjut atau berubah. Akibatnya, kamu jadi sering merasa baper karena terlalu berharap pada interaksi tersebut.

5. Pengaruh lingkungan sosial

ilustrasi lingkungan sosial (unsplash.com/Helena Lopes)

Lingkungan sosial juga punya peran besar dalam membentuk perilaku baper. Teman-teman atau keluarga yang sering membahas soal percintaan bisa bikin kamu jadi lebih peka dan sensitif terhadap perhatian dari lawan jenis. Apalagi kalau lingkungan sekitar sering memaksa untuk segera menjalin hubungan, perasaan baper bisa muncul karena adanya tekanan sosial untuk menemukan pasangan.

Selain itu, media sosial juga memberikan pengaruh besar terhadap perasaan baper. Melihat unggahan orang lain yang terlihat bahagia dengan pasangannya bisa membuat kamu jadi lebih mudah baper ketika ada lawan jenis yang memberikan perhatian. Kamu jadi mulai membandingkan diri dengan orang lain dan berharap bisa merasakan hal yang sama.

Gampang baper sama lawan jenis memang bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari pengalaman masa lalu, ekspektasi, hingga pengaruh lingkungan. Memahami alasan di balik perasaan baper ini bisa membantumu untuk lebih bijak dalam mengelola perasaan dan tidak terlalu cepat terbawa suasana. Yang penting, selalu ingat untuk lebih menghargai diri sendiri dan tidak menggantungkan kebahagiaan pada orang lain. Dengan begitu, kamu bisa menghindari perasaan baper yang gak perlu dan menjalani hidup dengan lebih tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha