Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sumber Gambar: theodysseyonline.com

Bersamamu aku pernah menjadi pecinta setengah gila yang tak pernah takut menggantungkan harap besar. Bahkan sebelum cincin melingkar di jari manis, kita sudah merancang rumah impian di masa depan. Di teras rumahku kita sering berdiskusi tentang bagaimana cat rumah kita nantinya. Aku dan kamu juga sempat berdiskusi mengenai nama pangeran dan puteri kecil yang kelak akan meramaikan istana kita.

Tapi kini semuanya telah berakhir. Aku dan kamu memutuskan untuk berbalik arah dan mengalah. Mungkin aku bisa menyebut ini takdir. Dua insan yang saling mencinta tidak lantas pantas disatukan dalam atap yang sama.

Pertemuan kita pertama kali memang tak lantas menggoreskan cinta. Tapi kebersamaan membuat dua hati bersatu begitu saja tanpa rencana.

Default Image IDN

Coba izinkan aku memutar kembali album kenangan tentang kita yang ada dalam memori. Rasanya aku mengenalmu sudah cukup lama, kira-kira 1.574 hari yang lalu. Saat itu kamu adalah pria yang biasa saja, tidak menarik di pertemuan pertama. Sikap kaku dan pendiam-mu memang berbanding terbalik denganku yang selalu penuh keceriaan. Setidaknya saat itu kamu tidak cukup menarik untuk masuk ke dalam daftar pria impianku.

Namun jalannya drama jatuh cinta memang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya oleh manusia. Kamu yang tidak menjadi pria favorit justru membuatku jatuh begitu dalam. Sikapmu yang tenang mampu menciptakan rasa lengkap tanpa perlu usaha berlebihan. Kamu adalah orang yang dengan setia mendengarkan celotehan dan cerita-ceritaku. Dengan sabar dirimu akan menyimak tanpa pernah terlihat bosan.

Kita sering berbagai cerita tentang rencana masa depan. Aku juga selalu bahagia saat kamu tak segan membagikan mimpi mengenai keinginanmu belajar di negeri orang. Selain dewasa, satu hal yang paling kusuka darimu adalah semangatmu untuk menimba ilmu. Meski diganjal dengan berbagai keterbatasan tapi itu tak menghentikanmu meraih mimpi besar.

Namun kebersamaan manis itu akhirnya harus berakhir juga. Kamu dan aku harus menerima kenyataan bahwa dua orang yang mencinta tak lantas harus bersama.

Default Image IDN

Bersamamu aku pernah menemukan artinya jalan pulang. Dalam kebersamaan kita, aku memahami bahwa hubungan percintaan bukanlah perjalanan mencari kesempurnaan. Kamu mengajarkan jatuh cinta itu sederhana, tanpa banyak meminta dari pasangannya. Aku jelas harus berterima kasih karena kamu mengenalkanku pada cinta dari kacamata yang berbeda.

Tapi cerita manis itu tak bisa selamanya berjalan mulus. Setidaknya perubahan itu begitu terasa saat kamu mengatakan akan pergi mengambil beasiswa untuk belajar di negeri orang. Kamu ragu menjalani hubungan jarak jauh yang berarti itu memisahkan kita. Tapi aku sempat meyakinkanmu bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dengan keras kepala aku memaksamu untuk bertahan di hubungan yang sebetulnya sudah kau ragukan.

Perlahan tapi pasti hubungan jarak jauh yang kita jalani mulai menemukan banyak masalah. Tidak hanya soal kesempatan bertemu yang jauh berkurang, kesibukanmu di sana pun membuatku merasa tidak diperhatikan. Keraguanmu akan hubungan jarak jauh itu terbukti dan pada akhirnya perpisahan jadi kenyataan yang harus diamini. Jika dulu aku jatuh cinta denganmu dalam perasaan bahagia kini aku terluka dengan kadar yang sama.

Perpisahan kita menjadi berat bukan karena rasa rindu. Hal paling menyakitkan adalah mengetahui kenyataan bahwa dulu aku memilikimu dan sekarang harus melepaskan.

Default Image IDN

Pada akhirnya meski sebisa mungkin menghindari aku harus sampai pada titik harus merelakan. Karena seringnya kita mengalami pertengkaran aku dan kamu memutuskan untuk berpisah jalan. Meski menyadari sebagian dari hati masih saling menginginkan, kita pun mengalah untuk merubah status jadi teman. Sungguh tidak mudah berada pada fase ini. Tapi jika harus mempertahankan namun saling menyakiti aku pun tidak ingin.

Kini bayangan tentang kita masih sering melintas di kepalaku. Kenangan itulah yang lebih menyakiti daripada rasa rindu atau kehilanganmu. Semua hal tentang kita harus ku tinggalkan di belakang dan ku kuburkan dalam-dalam. Tapi meski begitu izinkanku mengucapkan terima kasih karena pernah datang dan meninggalkan cerita yang begitu spesial. 

Editorial Team