Aku tak tahu apa yang kamu rasakan ketika sederet nama laki-laki yang aku ceritakan sampai di telinganmu. Dengan seksama kamu mendengarkan segala keluh kesahku tentang mereka, dan dengan senang hati kamu memberikanku jalan keluar yang selalu saja benar. Meski, sesekali kamu marah pada mereka yang menurutmu telah menyakitiku, kamu begitu berani melawan mereka, dan tahukah kamu? Itu yang membuatku nyaman. Kamu selalu melindungiku seakan aku begitu berharga bagimu, dan kamu seperti takut jika aku disakiti oleh para lelaki itu.
Kamu bergitu mengertiku. Kamu selalu membuatku lebih baik ketika aku membicarakan semuanya padamu, mencurahkan segala isi hati ini yang terkadang robek oleh kelakukan bejad para lelaki itu. Tapi, saat aku ceritakan para lelaki itu padamu, apa kamu yakin tak ada retak yang kamu rasakan di dinding hatimu ketika deretan nama laki-laki itu mencoba meruntuhkanmu dengan cara mencoba menyatakan cintanya padaku?
Kamu pun sepertinya tahu apa yang aku rasakan ketika tahu bahwa kontak dalam ponselmumu begitu penuh dengan gadis-gadis cantik. Tapi kamu menyembunyikan semuanya. Entah apa yang kamu lakukan dengan mereka. Rasa sayang ini apakah sama dengan yang kamu bagi dengan gadis-gadis itu?
Tapi, satu yang membuatku tetap merasa spesial bagimu, aku sahabatmu. Aku tekankan sekali lagi, aku sahabatmu. Tentu aku berhak lebih dekat denganmu. Bukankah aku ini nadi, dan kamu denyutnya? Jadi, aku sama sekali tidak cemburu dengan gadis-gadis yang berpose cantik itu. Hanya saja, aku takut kamu lebih memilih mereka dan akhirnya waktumu juga tersita untuk mereka.