Kita Tidak Akan Terjebak dalam Hubungan Friendzone Ini Jika Aku dan Kamu Menginginkan Kepastian

Sebetulnya rasa sayang diantara kita sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Toh, tanpa status saja rasa ini begitu spesial. Rasa ini lebih dari sebatas teman, dan kita benar-benar menyadari hal itu. Tapi sayangnya, kita belum dewasa dalam mengambil keputusan yang seharusnya kita ambil.
Kita hanya tahu bahwa rasa sayang ini hanya sebatas kasih sayang antara aku sebagai sahabatmu, dan kamu sebagai sahabatku. Tapi, semuanya bohong. Dalam hati kita berdua, tidak ada kalimat aku adalah sahabatmu, dan kamu adalah sahabatku. Dalam hati ini, hanya ada kalimat bahwa aku merangkulmu,dan kamu detak jantung pertamaku.
Aku perempuan, butuh sekali kepastian. Kamu laki-laki, butuh sekali pengakuan.
Aku tak tahu apa yang kamu rasakan ketika sederet nama laki-laki yang aku ceritakan sampai di telinganmu. Dengan seksama kamu mendengarkan segala keluh kesahku tentang mereka, dan dengan senang hati kamu memberikanku jalan keluar yang selalu saja benar. Meski, sesekali kamu marah pada mereka yang menurutmu telah menyakitiku, kamu begitu berani melawan mereka, dan tahukah kamu? Itu yang membuatku nyaman. Kamu selalu melindungiku seakan aku begitu berharga bagimu, dan kamu seperti takut jika aku disakiti oleh para lelaki itu.
Kamu bergitu mengertiku. Kamu selalu membuatku lebih baik ketika aku membicarakan semuanya padamu, mencurahkan segala isi hati ini yang terkadang robek oleh kelakukan bejad para lelaki itu. Tapi, saat aku ceritakan para lelaki itu padamu, apa kamu yakin tak ada retak yang kamu rasakan di dinding hatimu ketika deretan nama laki-laki itu mencoba meruntuhkanmu dengan cara mencoba menyatakan cintanya padaku?
Kamu pun sepertinya tahu apa yang aku rasakan ketika tahu bahwa kontak dalam ponselmumu begitu penuh dengan gadis-gadis cantik. Tapi kamu menyembunyikan semuanya. Entah apa yang kamu lakukan dengan mereka. Rasa sayang ini apakah sama dengan yang kamu bagi dengan gadis-gadis itu?
Tapi, satu yang membuatku tetap merasa spesial bagimu, aku sahabatmu. Aku tekankan sekali lagi, aku sahabatmu. Tentu aku berhak lebih dekat denganmu. Bukankah aku ini nadi, dan kamu denyutnya? Jadi, aku sama sekali tidak cemburu dengan gadis-gadis yang berpose cantik itu. Hanya saja, aku takut kamu lebih memilih mereka dan akhirnya waktumu juga tersita untuk mereka.