Infografis 'Gen Z dan Millennial: Lebih Bahagia Single atau Punya Pasangan?' (IDNTimes/Esti Suryani)
Keputusan untuk menjalani hidup tanpa pasangan dapat didorong oleh beragam alasan. Dalam survei yang terhimpun, tiga alasan teratas mengapa seseorang masih melajang adalah belum menemukan orang yang sesuai (33,6 persen), ingin fokus berkarier (22,8 persen), serta merasa menikmati pilihan tersebut (18,1).
Hoshael Waluyo Erlan memberikan pemahaman bahwa banyak penyebab yang membuat seseorang lebih nyaman sendiri, “Tentunya dasar dari pilihan untuk single atau melajang ini bisa dipengaruhi beberapa hal, umpamanya keinginan untuk bebas, keinginan untuk punya kendali sama kehidupan sendiri, tidak ingin terikat, bisa juga orang memilih single karena merasa tidak pernah menemukan orang yang cocok atau sulit menemukan orang yang cocok.”
Menariknya, pengalaman kurang menyenangkan di masa lalu ternyata turut memengaruhi keputusan seseorang terhadap hubungannya saat ini. Melihat persentasenya, sebanyak 66,8 persen responden mengaku lebih menyukai hidup single karena pernah mengalami trauma dalam hubungan, sementara 33,2 persen merasa hal tersebut tak berkaitan dengan pilihannya saat ini.
Pengalaman kurang menyenangkan juga pernah dialami oleh responden berinisial F yang berasal dari Jawa Timur. Sekarang, F lebih memilih single saat ditanya lebih enak hidup melajang atau punya pasangan.
“Lebih enak single, enggak bakal bisa tenang kalo punya pasangan, dulu punya mantan posesif parah sampai berangkat ke stadion buat jadi suporter saja ribut terus,” katanya.
Secara psikologis, Hoshael membenarkan bahwa pengalaman kurang menyenangkan di masa lalu dapat membentuk keputusan untuk hidup melajang. Orang yang pernah mengalami trauma dalam hubungan, cenderung enggan untuk memulai hubungan baru.
“Akan ada mekanisme pertahanan di dalam diri kita untuk menghindarkan diri kita dari any kind of pains termasuk negative emotions, jadi tentunya apalagi kalau bicara pengalaman traumatik, pengalaman negatif, memang bisa bikin khawatir untuk menjalin hubungan lagi dan cenderung menghindar,” jelasnya.
Trust issue atau hilangnya kepercayaan terhadap orang lain menjadi alasan utama seseorang khawatir untuk memulai hubungan baru (34,7 persen). Disusul alasan patah hati (23,1 persen) yang membuat orang lebih nyaman hidup single.
Walau demikian, responden merasa hidup melajang membuatnya lebih fokus pada diri sendiri (86,5 persen), lebih bebas menjalani hidup (78 persen) dan lebih mandiri (70,3 persen). Serupa dengan penjelasan Hoshael yang mengatakan hidup single memberi lebih banyak ruang untuk mengembangkan diri, fokus terhadap minat pribadi, serta risiko emosional dari orang lain lebih minim.
“Ketika kita single, ada begitu banyak ruang, ada begitu banyak peluang untuk manage our freedom dan kita bisa punya lebih banyak pilihan, tidak harus bertanggung jawab akan sesuatu, kita bisa pakai semua waktu, tenaga, untuk simply doing what we want,” terang Hoshael.