Disfungsi area otak, abnormalitas kadar hormon, luka bathin yang sangat menyakitkan di masa lalu, hingga kekerasan fisik dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi psikopat. Kendati demikian, secara kodrat sebagai seorang manusia, psikopat sejatinya juga dibekali 'perasaan' sehingga masih sangat mungkin untuk jatuh cinta.
Namun, bentuk cinta seorang psikopat cenderung disfungsional sebab adanya gangguan fungsi otak terkait self-processing. Hal ini berimbas pada sulitnya seorang psikopat dalam memaknai bahwa sebuah hubungan romantis itu melibatkan dua orang yang saling berperan krusial, bukan terfokus pada kepuasan dirinya semata.
Dilansir dari laman Thrive After Abuse dan Neuroinstinct, berikut siklus yang dialami seorang psikopat ketika dia jatuh cinta.