Masih Sering Insecure sama Hubungan Kamu? Sadari Sebelum Jadi Kronis

Semenjak isu kesehatan mental mulai mendapat tempat, kata insecurity sepertinya cukup dekat di telinga generasi muda saat ini. Dalam psikologi klinis, insecurity yang dialami oleh seseorang, maupun hubungannya bersama pasangan, erat kaitannya dengan gaya pengasuhan oleh caregiver di awal masa tumbuh.
Selain itu, faktor terkait insecurity termasuk pada self-esteem yang rendah dan pola asuh anxious attachment. Kabar baiknya, setiap orang punya kesempatan sama untuk mengatasi masalah ini. Berikut beberapa penjelasan ahli, saran, serta penerapannya dalam suatu hubungan.
1. Insecurity dalam hubungan bisa jadi berakaitan dengan pendekatan pola asuh semasa kecil
Dilansir Psychcentral, Margarita Tartakovsky, mengatakan bahwa jika seseorang mengalami rasa tidak aman terhadap hubungan yang sedang dijalani, sering cemas, kesepian dan jealous, kemungkinan orang tersebut memiliki anxious attachment. Anxious attachment juga dijelaskan oleh Tartakovsky dengan tanda ketika pasangan mulai mengomentari tentang perilaku needy atau clingy.
Dalam hal ini, anxious attachment menurut Tartakovsky, merujuk pada pola asuh semasa kecil. Beberapa bayi menerima perhatian yang tidak konsisten, padahal pada masa krusial ini, mereka masih membutuhkan perawatan penuh untuk tumbuh hingga bisa survive.
Namun Anxious attachment bukan sesuatu yang permanen. Jika kamu mengalami hal yang sama, kamu masih bisa meningkatkan self-wareness dan self-campassion untuk membangun hubungan yang lebih sehat, baik dengan dirimu maupun dengan pasangan.