Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (unsplash.com/Charly Pn)
ilustrasi pasangan (unsplash.com/Charly Pn)

Intinya sih...

  • Kebutuhan emosional dan fisik bisa berbeda

  • Menghindari selingkuh diam-diam

  • Sayang pasangan, tapi tetap pengen eksplorasi

Di era sekarang, hubungan romantis gak lagi terpaku pada satu model saja. Kalau dulu pasangan ideal selalu dikaitkan dengan eksklusivitas dan komitmen dua arah, sekarang makin banyak orang yang terbuka dengan konsep open relationship alias hubungan terbuka. Bagi sebagian orang, ide berbagi cinta atau keintiman dengan lebih dari satu orang mungkin terdengar aneh, bahkan gak masuk akal. Namun, nyatanya, ada loh pasangan yang justru merasa bahagia dan puas dengan model hubungan ini. 

Kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa, sih, ada pasangan yang memilih menjalani open relationship? Yuk, bahas lebih dalam tentang alasan di balik pilihan ini!

1. Kebutuhan emosional dan fisik bisa berbeda

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap orang punya kebutuhan yang unik dalam hubungan. Ada yang lebih butuh kedekatan emosional, ada juga yang lebih mencari kepuasan fisik. Dalam hubungan monogami, kadang gak semua kebutuhan itu bisa terpenuhi oleh satu orang. Nah, di sinilah open relationship dianggap jadi solusi.

Pasangan yang menjalani open relationship biasanya sudah menyadari bahwa mereka punya preferensi berbeda. Misalnya, salah satu pasangan punya libido yang tinggi, sementara yang lain lebih fokus ke ikatan emosional. Dengan komunikasi yang sehat dan aturan yang jelas, mereka bisa mencari pemenuhan kebutuhan di luar pasangan utama tanpa harus selingkuh diam-diam. Jadi, bukan karena gak cinta, melainkan karena mereka mau jujur dan terbuka.

2. Menghindari selingkuh diam-diam

ilustrasi selingkuh (unsplash.com/Romina Ahmadpour)

Banyak hubungan kandas karena perselingkuhan yang dilakukan diam-diam. Nah, sebagian orang merasa bahwa dengan open relationship, peluang putus karena selingkuh bisa dikurangi. Alasannya, semuanya dilakukan atas dasar kesepakatan.

Sama seperti namanya, open relationship mengutamakan keterbukaan dan kejujuran. Pasangan biasanya punya aturan seperti “boleh ketemuan sama orang lain, asal kasih tahu dulu,” atau “boleh hubungan fisik tapi tanpa keterlibatan emosional.” Walaupun terkesan rumit, ini justru membuat pasangan lebih jujur dan terbuka tentang apa yang mereka inginkan, daripada menipu di belakang.

3. Sayang pasangan, tapi tetap pengen eksplorasi 

ilustrasi laki-laki dan perempuan sedang berpelukan (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Kadang seseorang belum merasa puas dengan eksplorasi dalam kehidupan cintanya. Namun, di sisi lain, mereka juga gak mau kehilangan pasangan utama yang sudah membuat mereka merasa nyaman dan sayang. Dalam kondisi seperti ini, open relationship dianggap jadi jalan tengah. Mereka tetap punya “rumah” untuk pulang, tapi diberi ruang untuk mengeksplor hal-hal baru bersama orang lain.

4. Sudah tidak percaya pada hubungan monogami

ilustrasi pasangan menikah (pexels.com/ONEPROPHOTO PHOTO & CINEMA )

Pengalaman traumatis atau sering menyaksikan orang-orang di sekitarnya selingkuh membuat beberapa orang tidak percaya pada hubungan monogami. Beberapa orang menganggap bahwa konsep monogami itu produk budaya, bukan sesuatu yang secara alami cocok untuk semua orang. Mereka percaya bahwa manusia secara naluriah bisa mencintai lebih dari satu orang dalam waktu bersamaan. Orang-orang ini biasanya ingin mencoba sesuatu yang lebih fleksibel dan sesuai dengan nilai pribadi mereka.

5. Menghindari kebosanan jangka panjang

ilustrasi pasangan kekasih sedang bersedih (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Menjalani hubungan jangka panjang pasti akan menghadapi fase bosan. Sebenarnya, ada banyak cara untuk memperkuat ikatan sebagai pasangan, mulai dari memilih traveling bareng, mencoba hobi baru, atau bahkan terapi. Namun, beberapa pasangan merasa bahwa membawa dinamika baru lewat open relationship bisa jadi salah satu cara untuk menjaga gairah dan semangat dalam hubungan utama.

Pada intinya, open relationship memang bukan untuk semua orang. Dibutuhkan kepercayaan yang super tinggi, komunikasi yang jujur, dan batasan yang jelas agar gak melukai satu sama lain. Kalau salah satu pasangan merasa terpaksa atau gak nyaman, ya, bisa jadi bumerang juga.

Kalau kamu merasa konsep open relationship tidak sesuai dengan nilai dan norma yang kamu anut, kamu gak perlu memaksakan diri dengan konsep hubungan ini. Yang penting, kamu bisa tetap menghormati pasangan lain yang memilih open relationship apa pun alasannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team