ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Vija Rindo Pratama)
Sebenarnya '3 month rule' masih menjadi perdebatan hingga sekarang. Banyak yang berpendapat aturan ini layak atau tidak layak diikuti. Tapi sejatinya setiap orang ingin mendapat pasangan yang sesuai dengan nilai yang mereka anut, jika ternyata terdapat perbedaan yang tidak bisa dinegosiasikan lagi maka hubungan tersebut memang tidak layak diperjuangkan.
Lalu apakah '3 month rule' sepenting itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kamu bisa membaca ulasan selengkapnya mengenai hal-hal yang perlu diketahui mengenai '3 month rule' berikut ini.
- Bukti keseriusan hubungan
Tiga bulan menjadi waktu yang pas untuk melihat prospek hubungan jangka panjang. Kamu sudah mengenal setidaknya satu atau dua hal yang ada dalam diri pasangan. Mulai dari karakter hingga nilai-nilai kehidupan yang merekap percaya. Dengan mempertimbangkan hal ini maka keputusan untuk lanjut atau berhenti bisa mulai dipertimbangkan.
- Mengenal pasangan lewat komunikasi
Sebagaiman dipercaya oleh banyak orang, komunikasi yang baik menjadi pondasi dalam sebuah hubungan. Jika dalam waktu tiga bulan ini kamu merasa cocok berinteraksi dengannya maka ini bisa jadi tanda bahwa hubungan layak untuk dilanjutkan. Tapi jika selalu ada perdebatan dan berujung maka kamu bisa mempertimbangkannya lagi.
- Kepuasan dari fisik maupun emosional
Hubungan romantis selalu mencakup dua hal yakni bisa puas secara fisik maupun emosional. Secara fisik dalam artian saat melihatnya langsung membuatmu bahagia. Sedangkan secara emosional ia bisa memberi rasa nyaman saat bersama dan membuatmu bahagia juga.
- Interaksi dengan orang-orang sekitar
Manusia merupakan makhluk sosial yang pasti butuh berinteraksi dengan orang sekitar. Selama tiga bulan ini kamu bisa melihat bagaimana pasangan berinteraksi dengan lingkungan mereka, mulai dari keluarga hingga pertemanan. Apakah cara mereka sesuai dengan apa yang ada pada dirimu atau berbeda, ini bisa jadi pertimbangan juga.