Hamil dan melahirkan merupakan hal yang diinginkan kebanyakan perempuan. Bahkan, gak jarang perempuan rela melakukan apa saja demi bisa hamil dan melahirkan.
Namun, kamu tahu gak sih bila ada beberapa orang yang malah takut mengalami hal tersebut? Ternyata, mengalami ketakutan hamil dan melahirkan ada istilahnya, yakni Tokophobia. Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!
Dilansir Verywell Mind, Kendra Cherry, seorang spesialis rehabilitasi psikososial, pendidik psikologi, dan penulis, menjelaskan bahwa tokophobia adalah ketakutan akan kehamilan dan persalinan. Perempuan yang mengidap fobia ini memiliki ketakutan patologis untuk melahirkan dan sering kali menghindari kehamilan atau melahirkan sama sekali.
Ketakutan ini dapat menyebabkan perempuan menghindari kehamilan, meskipun mereka ingin memiliki anak atau memilih operasi caesar untuk menghindari kelahiran normal. Tokophobia dapat terjadi pada perempuan yang belum pernah melahirkan anak, namun juga dapat menyerang perempuan yang pernah mengalami pengalaman traumatis saat melahirkan.
Gejala tokophobia dapat berupa gangguan tidur, serangan panik, mimpi buruk, dan perilaku menghindar. Gejala lain mungkin termasuk kecemasan dan depresi, ketakutan yang ekstrem terhadap cacat lahir, lahir mati, atau kematian ibu, perasaan takut memikirkan kehamilan dan kelahiran, hingga desakan operasi caesar untuk kelahiran mereka
Perempuan terkadang menghindari aktivitas seksual apa pun karena takut hamil. Mereka yang hamil kemungkinan besar akan meminta operasi caesar elektif, merasa lebih trauma saat melahirkan, dan bahkan mungkin mengalami kesulitan menjalin ikatan dengan bayinya.
Cherry menjelaskan, tokophobia memiliki dua jenis, yakni tokophobia primer dan tokophobia sekunder. Untuk pengertiannya, yuk simak di bawah ini!
Tokophobia primer terjadi pada perempuan yang belum pernah melahirkan. Ini mungkin dimulai pada masa remaja, meski bisa juga terjadi setelah seorang perempuan hamil.
Hal ini juga dapat terlihat pada anak perempuan dan perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual. Pemeriksaan kesehatan selama kehamilan dan persalinan juga dapat memicu kilas balik dari trauma aslinya.
Tokophobia sekunder terjadi pada perempuan yang pernah mengalami kehamilan dan persalinan sebelumnya. Hal ini sering kali disebabkan oleh trauma persalinan dan kelahiran.
Namun, penyakit ini juga dapat terjadi pada perempuan yang melahirkan secara normal dan tidak traumatis, serta perempuan yang pernah mengalami keguguran, lahir mati, terminasi kehamilan, atau gagal dalam perawatan kesuburan.
Tokophobia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya, termasuk pengalaman traumatis di masa lalu, riwayat kecemasan, depresi, atau kondisi mental lainnya, dan fobia lainnya, seperti ketakutan akan rasa sakit dan ketakutan akan kematian.
"Beberapa individu mungkin memiliki ketakutan khusus terhadap rasa sakit yang terkait dengan persalinan atau ketakutan kehilangan kendali atas tubuh mereka selama proses tersebut," jelas Sogand Ghassemi, MD, seorang psikiater anak, remaja dan dewasa serta kepala staf medis, dilansir The Bump.
Saat mempertimbangkan pengobatan untuk tokophobia, terapi adalah awal yang baik. "Terapi perilaku kognitif, atau CBT, bisa efektif dalam membantu individu dengan tokophobia menantang dan mengubah ketakutan mereka, mengembangkan strategi penanggulangan dan mengelola gejala kecemasan," kata Ghassemi.
Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti antidepresan atau obat anticemas dapat membantu mengurangi gejala tokophobia. Ghassemi menjelaskan, bahwa obat mungkin diresepkan untuk mengatasi gejala kecemasan parah atau kondisi kesehatan mental yang mendasarinya. Dia menambahkan, bila penting untuk membuat keputusan ini dengan bantuan psikiatermu.
Rasa takut memanglah wajar, tetapi kalau takutmu sampai berlebihan, gak ada salahnya meminta bantuan profesional. Tetap semangat, ya!