10% of life is made up of what happens to you. 90% of life is decided by how you react.
Pernah mendengar kata-kata itu bukan? Hidup sebenarnya sudah mempunyai jalannya sendiri. Sesuatu yang terjadi di kehidupanmu adalah bagian dari takdir-Nya yang harus kita terima. Namun, bagaimana kamu menanggapi atau merespon terhadap sesuatu yang menimpamu akan menunjukkan kepribadianmu yang sebenarnya. Ibaratnya, kamu masuk ke dalam sebuah restoran. Di dalamnya sedang diputar musik yang kamu sebenarnya tidak terlalu menyukainya. Kamu akan dihadapkan pada pilihan antara tetap disitu dan berusaha menikmati lagunya dan makanannya atau kamu lebih memilih untuk meninggalkan restoran itu. Semua itu ada di tanganmu.
Begitu pula di dalam hidup, kamu tidak akan selalu bertemu orang yang sejalan dengan pemikiranmu, terkadang kamu harus bertemu dengan orang yang sangat bertolak belakang dengan pemikiranmu, kamu akan bertemu dengan orang yang mungkin selalu berusaha menang sendiri, atau mungkin yang paling menyebalkan adalah kamu bertemu dengan orang yang selalu mencari perhatian atau "mintaaaaa banget diperhatiin". Tentunya hal ini akan membuat emosimu menjadi naik dan perasaan jengkelpun akan mengikutinya.
Ketika hal ini terjadi, satu-satunya yang menjadi musuhmu sebenarnya bukan mereka, tetapi dirimu sendiri dan egomu. Wajar, jika kamu merasa tidak nyaman. Namun, menjadi tidak wajar jika kamu meresponnya terlalu berlebihan. Responlah perbuatan yang kamu rasa itu kurang baik dengan sikap yang baik. Ingat, yang tidak baik itu perbuatan mereka, bukan kamu. Jadilah dirimu sendiri yang berkualitas dan baik terhadap sesama. Teko hanya akan mengeluarkan isi tekonya, bukan?
Terkadang, kamu juga kurang dapat mengontrol kecemasanmu karena terlalu banyak mendengarkan apa kata orang lain. Sehingga tidak jarang kamu mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi dan entah akan terjadi atau tidak. Salah satunya adalah pertanyaan "kapan nikah?". Kemudian kamu mulai terganggu dengan pandangan orang terhadapmu, desakan orang-orang terhadapmu, dan kamupun memikirkan bagaimana jika kamu tidak segera bertemu dengan pujaan hatimu, bagaimana jika kamu nantinya terlalu tua untuk menikah, dan masih banyak lagi.
Take time, breathe in and breathe out. Coba tenangkan dirimu sendiri, semua hal tersebut adalah bagian dari takdir Tuhan. Kamu hanya menjalani yang menjadi bagian takdirmu. Berlatihlah untuk mempercayai dirimu, belajarlah untuk selalu berpikiran positif terhadap segala sesuatu yang telah direncanakan oleh Tuhan. Kamu akan merasakan energi-energi positif yang diberikan oleh alam ini kepadamu, sehingga segalanya akan jauh lebih mudah. Tidak perlu khawatir, semua akan tepat pada waktu-Nya. Tunggu saja giliranmu.
Kematangan emosimu inilah yang nanti akan membantumu untuk dapat membangun rumah tangga yang baik. Setiap rumah tangga pasti akan mengalami naik turun, permasalahan pasti akan ada untuk menguji. Tidak pernah ada yang benar-benar sempurna di dunia ini, yang ada hanyalah mereka-mereka yang mau bersyukur dan menerima pemberian Tuhan. Setiap masalah yang datang sudah pasti disesuaikan dengan kemampuanmu, kamu pasti akan mampu melaluinya. Mereka datang bersama dengan pembelajaran yang ingin Tuhan berikan kepadamu. After every hardship, there comes ease.