Terkadang kamu tahu kejadian apa yang dialami temanmu meski ia belum sempat menceritakannya padamu, mungkin ada teman yang lain menceritakannya padamu. Apabila kabar yang kamu tahu berupa kandasnya suatu hubungan yang dialami temanmu, maka sebaiknya kamu tidak langsung menanyakannya, entah melalui pesan teks atapun pertanyaan langsung ketika kamu bertemu dengannya.
Sebaiknya kamu menunggu temanmu saja yang bercerita terlebih dahulu. Sebab walau pun kamu merasa itu adalah bentuk kepedulianmu pada temanmu, dan kamu merasa akan bisa menjadi pendengar yang baik untuk segala kisah temanmu, namun nyatanya tidak selalu seperti itu.
Luka pada seseorang tidak selalu sembuh di waktu yang sama, artinya kamu tidak tahu apakah ketika kamu menanyakannya temanmu dalam keadaan sudah tidak memikirkan lagi masalahnya, atau malah temanmu sedang fase penyembuhan setelah masalah, kamu tidak selalu tahu kesiapan mental temanmu menerima pertanyaanmu.
Sebab apabila temanmu masih merasa itu sebagai luka dalam fase penyembuhan perasaannya dan kamu menanyakan hal itu, temanmu akan merasa sangat tidak nyaman, dan menganggap kamu sudah memasuki zona privasinya terlampau jauh.
Ada teman yang menganggapmu sebagai teman curhat, dan berbagi segala rasa. Namun ada juga teman yang menganggapmu sebagai kawan untuk seru-seruan saja. Untuk itu, jika kamu belum memikirkan hal itu dan belum tahu temanmu menganggapmu sebagai yang mana, sebaiknya kamu tidak menanyakan perihal hubungan asmaranya sebagai topik awal pembuka obrolan. Sebab bisa jadi, pertanyaanmu itu membuat temanmu merasa kembali terlempar pada masa lalunya yang selama ini sedang sangat berusaha ia lupakan.