Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels/@anafrancisconi
Pexels/@anafrancisconi

Punya banyak teman memang menyenangkan. Kita bisa berbagi tawa bersamanya. Bahkan kalau lagi bosan di kamar, dapat panggilan telepon, untuk makan bareng di tempat favorit kalian, bakal terasa seru karena kamu akhirnya bisa melepas kejenuhanmu.

Tapi bagaimana kalau ajakannya malah di waktu yang tidak tepat? Kamu akan menolak atau mengiyakan? Sebagai teman yang baik dan pengertian, kamu akan memilih untuk menjawab "Boleh-boleh aja, yuk!" daripada merespon, "Maaf ya, aku lagi ada keperluan."

Tapi apa benar, mengiyakan ajakan mereka akan membuatmu dicap sebagai teman yang terbaik? Nah, situasi-situasi ini akan muncul kalau kamu lebih banyak bilang iya, padahal hati paling dalam agak berat nyanggupinnya.

1. Tugas kamu malah gak kelar-kelar

Pexels/@thoma-boehi-812586

Ajakan teman memang menggiurkan, apalagi kalau ajakan untuk senang-senang, seperti karaokean, jalan-jalan ke mall, nongkrong, dan kulineran. Biasanya kamu langsung mengiyakan karena sejujurnya kamu juga suka dengan aktivitas itu. Padahal tugas kuliah harus dikumpulkan besok pagi. Tindakanmu ini tentu memperlihatkan dirimu yang tidak bisa memprioritaskan hal utama.

Bersenang-senang dengan teman boleh saja, tapi harus ingat bahwa kerjaan yang menjadi tanggung jawabmu harus kelar duluan. Percuma pergi ke luar karena alasan menyegarkan pikiran, kalau pas pulang ke kos, malah stres lagi.

2. Seperti tidak punya prinsip ke diri sendiri

Pexels/@elletakesphotos

Diajak makan, ayo. Diajak main games, ayo. Diajak futsal sama teman-teman kampus, ayo-ayo aja. Padahal kamu sendiri sadar, ajakan yang datang dari mereka, berbenturan dengan jam kegiatan kampusmu. Tapi karena gak enakan sama teman sendiri, kamu terpaksa mengiyakan ajakan mereka, biar dikira teman yang asyik.

Coba renungkan baik-baik, apakah mengiyakan mereka membuatmu lega? Atau malah sebaliknya? Mengiyakan terus-terusan akan membuatmu menjadi pribadi yang mudah goyah.

3. Tidak tahu sebenarnya apa yang diinginkan

www.pexels.com/@pixabay

Keseringan mengiyakan permintaan teman, membuatmu menjadi sosok yang labil. Kamu jadi bingung, sebenarnya hati kamu bersedia atau gak kalau diajak ke mana-mana sama teman.

Keputusan untuk dirimu kerap dikuasai temanmu sendiri. "Udah, ikutan aja. Seru lho di sana!" Gak asing kan sama pernyataan ini?

Belum lagi sifat kamu yang mentingin opini teman, sehingga perasaan dan keinginan diri sendiri malah kamu abaikan.

4. Mudah dimanfaatin teman

Pexels/@rawpixel

Siapa sih yang gak senang punya teman kayak kamu, yang selalu setuju dengan permintaan seseorang? Kebaikan dan sifat manutmu pun akhirnya kadang dimanfaatkan temanmu sendiri. Tanpa sadar, dia jadi terus bergantung padamu setiap ia gak punya partner buat diajakin hura-hura. Kebiasaan ini tentu merugikan diri dan waktumu.

5. Jadi tidak punya waktu me-time

Pexels/@pripicart

Banyakan bilang iya tiap diajakin teman jalan-jalan, berarti sama saja mengurangi atau meniadakan waktu 'me time' kamu. Kapan terakhir kali tidur siang? Kapan terakhir kali nonton film sendirian? Yang ada waktunya malah dipakai nemenin teman cari kado untuk pacarnya.

Kurangnya waktu berkualitasmu justru malah membuatmu kesal dengan diri sendiri, karena belum mampu berterus terang dengan temanmu.

Sebenarnya boleh-boleh aja mengiyakan ajakan teman, dengan syarat waktunya tidak sampai menganggu aktivitasmu. Gak masalah kok untuk menolak ajakannya sekali-sekali. Teman yang baik dan perhatian, pasti akan menghargai alasanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team