Kita memang dituntut untuk selalu bersikap baik kepada semua orang. Namun, gak semua orang yang kita perlakukan dengan benar, akan melakukan hal yang sama terhadap diri kita. Bisa saja, orang tersebut justru malah bersikap semaunya sendiri terhadap kita.
Kalau sudah begini, mungkin kamu bertanya-tanya, memangnya aku salah apa? Nah, biar gak bingung, yuk simak pemaparan lengkap tentang lima alasan mengapa orang lain jadi bersikap seenaknya sendiri terhadap dirimu!
Jangan diam saja, saat ada yang bersikap semena-mena terhadap dirimu. Cobalah untuk sesekali 'memberontak', biar mereka tidak terus-terusan menganggumu. Seseorang bisa bersikap seenaknya karena merasa orang yang ia perlakukan tersebut, pasti tidak akan berani untuk membalasnya.
Inilah pentingnya mengapa kamu perlu memberikan pelajaran terhadap mereka-mereka yang gemar bertindak semaunya sendiri. Pastinya, kita semua gak ingin terus-terusan dihantui oleh rasa takut akibat orang lain yang kerap menindas kita.
Dalam hubungan pertemanan, terkadang kita merasa bahwa gak ada namanya batasan-batasan untuk bersikap, baik antara kamu dengan temanmu. Padahal yang namanya berteman, tetap saja ada sebuah peraturan tidak tertulis yang mestinya dipahami oleh kedua pihak.
Jangan hanya karena merasa bahwa teman akan memaklumi semua tindakan kita, kita jadi bersikap seenaknya terhadap mereka. Gak mau kan, kalau ujung-ujungnya temanmu malah mulai menjauhi dirimu?
Dalam hubungan percintaan, terkadang ada satu pihak yang merasa lebih 'superior' sehingga mampu membuat pihak lainnya, jadi bertekuk lutut padanya. Yang melakukannya pun, gak melulu dari pihak cowok yang terbiasa menuruti semua perkataan ceweknya.
Bisa saja sebaliknya. Mungkin, pihak cowok bercerita bahwa ia sudah bekerja keras sepanjang hari dengan alasan, ingin membelikan barang-barang yang disukai oleh ceweknya. Sang cewek yang luluh mendengar cerita perjuangan tersebut, akhirnya merasa bahwa ia harus menuruti semua perkataan yang disuruhkan oleh pacarnya tersebut.
Maka jangan heran, kalau sang cowok akan minta yang aneh-aneh atau berperilaku seenaknya terhadapmu. Cobalah berani untuk mengatakan 'tidak', ketika hal yang ia minta menurutmu sudah tidak masuk akal.
Waduh, ini bahaya banget! Bisa saja, orang yang sering berbuat semaunya kepadamu, ternyata juga punya masa lalu yang sama, sehingga ia merasa harus melampiaskan kekesalannya, meskipun bukan pada pelaku sebenarnya.
Kalau kamu yang jadi target pelampiasannya, cobalah untuk bertanya secara baik-baik, kenapa ia bertindak sebegitunya terhadapmu? Kalau jawabannya dirasa belum cukup memuaskanmu, lebih baik mulai menjaga jarak orang tersebut. Takutnya, kamu jadi stres akibat perlakuan yang ia berikan padamu.
Mungkin, kamu gak punya teman lain, selain mereka yang suka bersikap seenaknya terhadap dirimu. Kamu beranggapan bahwa tidak apa-apa tersakiti oleh perkataan dan perlakuan mereka, yang penting kamu tetap punya mereka sebagai temanmu.
Eits, jangan salah, ada lho orang-orang di dunia ini yang punya ketakutan seperti itu. Takut ditinggalkan oleh orang lain meskipun orang tersebut telah menyakiti perasaanya berkali-kali. Gak cuma dalam hubungan pertemanan saja. Di dalam hubungan percintaan pun, ada orang yang rela diperlakukan semena-mena oleh pasangannya sendiri asalkan hubungan hubungan mereka tetap bisa dipertahankan.
Dalam hubungan keluarga juga, bisa saja kakak atau mungkin orangtuamu sendiri yang malah bersikap toxic terhadapmu. Tapi, karena merasa bahwa mereka semua sudah berjasa terhadapmu selama ini, tentu kamu jadi bingung harus mengambil tindakan apa. Melawan atau menjauh dari keluargamu? Rumit, karena sepertinya gak ada pilihan yang tepat sama sekali!
Memang sulit sekali rasanya untuk melawan mereka-mereka yang suka bersikap seenaknya sendiri terhadap orang lain. Apalagi kalau diri ini gak punya keberanian sama sekali.
Carilah dukungan dari orang-orang terdekat dan latih dirimu untuk selalu sigap saat ada yang mulai mengusik ketenanganmu. Jangan takut untuk berontak dan semoga mereka-mereka yang gemar bersikap seenak jidat, bisa segera sadar dari perilaku buruknya ini, ya!