Artikel ini merupakan karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.
Tersesat itu hal biasa, untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Tapi, sadar atau tidak, lebih banyak orang yang tersesat karena tidak punya tujuan yang jelas dalam hidup, termasuk soal cinta. Ketika kamu sedang menjalin hubungan spesial dengan seseorang, pada awalnya pasti indah. Namun setahun dua tahun kemudian, kebosanan mulai merasuk ke hubungan kalian dan pertengkaran lebih sering terjadi, hanya karena hal-hal sepele.
Kalau usia kamu 20-25 tahun, maka kamu dihadapkan kepada tuntutan sosial untuk menikah – atau paling tidak memiliki pasangan yang sudah “jelas”. Berpacaran selama lebih dari satu tahun membuatmu merasa yakin kalau pasanganmu sekarang adalah calon yang tepat untuk dijadikan partner hidup.
Di tengah-tengah tuntutan itu, usia pacaran yang sudah bertahun-tahun dan mulai membosankan, dan cita-cita lain yang belum terwujud, tiba-tiba muncul bayangan orang yang pernah kamu sayang bertahun-tahun yang lalu, yang tidak pernah memberikan jawaban yang jelas. Apakah dia mencintaimu, atau tidak? Dan terpikirlah niat untuk menghubunginya, untuk mencoba menjalin hubungan yang belum sempat terwujud. Pernah mengalami hal seperti ini?
Wajar. Di satu sisi, kamu pasti berpikir bahwa, “Ah, sudahlah. Sama yang ini saja. Toh nyatanya hubungan kami dapat bertahan bertahun-tahun. Lagipula, dia yang di sana atau entah dimana itu kan, tidak pernah ada kejelasan. Realistis saja lah.”
Di sisi lain, kamu juga berpikir, “Bagaimana kalau ini kesempatanku satu-satunya? Satu momen “sekarang atau tidak sama sekali” dalam hidup. Bagaimana jika ternyata kalau aku mencoba, aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan sejak dulu?”