Salah satu tanda terjebak di toxic relationship yaitu berada di hubungan yang manipulatif. Kadang kita tidak sadar kalau sudah terjebak di dalamnya karena pemainnya terlihat mahir dalam mengelabui lawan mainnya.
Kita jadi sulit membedakan mana yang benar dan yang salah. Maka dari itu, kenali tandanya kalau pasanganmu mulai memanipulasi. Berikut lima hal yang kerap dilakukan pasangan yang manipulatif.
Seseorang yang penuh manipulasi akan berusaha untuk membuat lawan bicaranya mengalah dan meminta maaf kepadanya sekalipun bukan dia yang salah. Suaranya justru makin kencang ketika dia tahu bahwa dia yang salah.
Strategi ini akan menggoyahkan keputusan awalmu yang merasa kalau kamulah yang benar. Jangan sampai terkelabui dengan caranya membela diri, ya.
Mereka tentu pintar dalam bermain kata. Suatu fakta bisa diubahnya menjadi kebohongan agar lawan bicaranya kebingungan. Dia paham pemilihan kata agar bisa menguasai percakapan dan merasa perlu dikasihani.
Dengan begitu, dia berharap bisa mendapatkan simpati darimu. Berhati-hatilah karena fakta dan dusta jadi beda tipis di mulut seorang pasangan yang manipulatif.
Seolah dia yang paling tahu tentang dirimu, begitu dia mengerti area kelemahanmu, itu akan menjadi senjata yang ampuh untuk memanipulasi. Perkataannya maupun tindakannya yang menyakitkan akan melemahkan rasa percaya diri dan membuatmu meragukan dirimu sendiri. Pasangan yang toxic banget!
Pasanganmu tidak mau bertanggung jawab, terutama ketika dia melakukan kesalahan. Bagaimanapun caranya, dia akan berusaha mengelak dengan semua bukti yang kamu miliki. Jangan harap dia akan mendengar dan menghargai pendapatmu karena hanya jadi sia-sia belaka.
Memiliki ketenangan dalam menghadapi masalah adalah hal yang baik. Namun di hadapan pasangan yang manipulatif, ketika kamu merespons sebaliknya justru dia menganggap bahwa responsmu terlalu berlebihan. Kamu akan dinilai terlalu sensitif, padahal yang kamu rasakan adalah hal yang wajar.
Kadang kita tidak sadar bahwa yang pasangan kita lakukan adalah hal yang merugikan kita. Semuanya dianggap wajar untuk menutupi kelemahan dan kesalahannya. Jika kamu mulai merasakan tanda-tanda di atas kerap terjadi di hubungan kalian, jangan ragu untuk mengakhirinya demi kesehatan mental yang lebih terjaga.