"Tidak akan mengira ini bakal berakhir begitu saja, kita dua tahun menjalin hubungan ini. Uniknya adalah dia itu overprotective. Ketika gue menghubungi rekan kerja perempuan, dia akan marah dan cemburu. Dia sampai ngelarangi gue untuk memulai menghubungi mereka duluan, meskipun terkait dengan pekerjaan. Gue pun bingung menghadapinya. Puncaknya adalah ketika manager baru gue yang notabene cewek meminta gue untuk menghubunginya ketika klien perusahaan memberikan respon ke gue. Gue pikir tidak masalah, karena itu bos gue istilahnya. Ternyata, gue salah, ketika dia cek dan bertanya panjang lebar. Dia pun meledak, dia menampar gue dan marahin gue habis-habisan. Gue yang sudah capek untuk menjelaskan pun biarin dia marah. Pada akhirnya mengucapkan kata cerai, gue berusaha untuk tidak mewujudkan itu. Dia sampai mengancam untuk mengakhiri hidupnya sampai akhirnya gue penuhi itu. Gue hanya tidak paham kenapa dia bisa sampai berlebihan seperti itu. Gue merasa bahwa rasa cinta dia sebagai pasangan yang sudah 'mengucap sumpah' lebih kecil dibandingkan egoisnya. Gue merasa kalau dua tahun gue bersama dia, dia jadi orang yang nggak pernah gue bayangkan" - Nilo, 30 tahun.
Lelaki itu juga manusia, karena mereka juga diberikan perasaan oleh Tuhan. Memang kami tidak selalu menggunakannya, tapi ketika sudah seperti ini, sakit hati pun kami alami. Percayalah kalau kami juga bisa 'membungkus' rasa sedih kami ketika itu diperlukan. Namun, kesakitan dan kesedihan itu nggak pernah hilang.
Baca Juga: Ssssttt... Ini Lho Pengakuan Jujur dan Blak-blakan Cowok Tentang Perilaku Cewek!