Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan muda (pexels.com/@Jonathan-Borba)
ilustrasi pasangan muda (pexels.com/@Jonathan-Borba)

Jika mendengar kata obsesi maka biasanya akan memunculkan sinyal dan stereotip negatif di dalamnya. Apalagi jika obsesi yang muncul berkaitan dengan pasangan, sehingga membuat asumsi bahwa hubungan tersebut gak sehat.

Memang ada orang-orang yang seolah terobsesi dengan pasangannya. Padahal obsesi tersebut juga bisa menyebabkan pasangan gak nyaman. Berikut kami bagikan penyebab seseorang bisa terobsesi dengan pasangannya.

1. Efek traumatis masa lalu

ilustrasi trauma masa lalu (pexels.com/@cottonbro)

Trauma di masa lalu ternyata bisa membawa dampaknya hingga sekarang. Salah satu contohnya apabila pasangan pernah mendapatkan pengalaman gak menyenangkan dari hubungan masa lalunya.

Rasa sakit, kecewa, sedih akan bersatu dan kemudian menyebabkan bom waktu. Jelas saja hal ini memunculkan risiko obsesi pada hubungan selanjutnya.

2. Gangguan suasana hati

ilustrasi sedih (unsplash.com/@ericjamesward)

Beberapa orang orang yang secara gak sadar mengalami gangguan suasana hati. Biasanya banyak orang yang menyepelekan hal ini, padahal gangguan suasana hati bisa menyebabkan efek yang kurang nyaman.

Orang-orang yang mengalami gangguan suasana hati akan dengan mudah berubah secara mood. Bisa saja tiba-tiba merasa bahagia, marah, bahkan hingga sedih dalam hitungan menit. Hal inilah yang kemudian akan memicu obsesi pada hubungan ke depannya.

3. Kecemburuan delusional

ilustrasi bertengkar (pexels.com/@alex-green)

Dari namanya saja tentu kamu sudah bisa menebak seperti apa delusional yang dimaksud. Delusional berarti sesuatu yang sebetulnya tidak nyata dan hanya berada pada imajinasi.

Ternyata kecemburuan delusional yang dimiliki seseorang bisa menyebabkan masalah seperti obsesi berlebihan. Contoh nyatanya apabila seseorang berkhayal bahwa pasangannya berselingkuh atau bersikap abusive, sehingga kemudian memunculkan rasa obsesi pada dirinya. Padahal semua tindakan buruk tersebut tidaklah nyata dan hanya berasal dari delusinya semata.

4. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

ilustrasi pria sedih (unsplash.com/@franciscoegonzalez)

Kamu mungkin pernah mendengar istilah Obsessive Compulsive Disorder atau OCD, bukan? Istilah ini merujuk pada perasaan tidak pasti dan tidak yakin pada seseorang. Bahkan OCD juga bisa memengaruhi rasa obsesi pada pasangan dalam hubungan.

Salah satu contohnya adalah seseorang yang memiliki kecenderungan OCD akan terus menerus meminta kepastian atau validasi dari pasangannya. Bahkan sering kali alasan untuk kepastian tersebut tak jelas, sebab hanya untuk melegakan diri dari perasaan kurang nyaman yang dirasakan oleh penderita OCD.

5. Kecemburuan obsesif

ilustrasi berselingkuh (pexels.com/@Andrea_Piacquadio)

Kecemburuan obsesif mungkin menjadi penyebab paling logis apabila seseorang mengalami obsesi. Tipe kecemburuan ini bisa terjadi apabila ada masalah dalam hubungan yang dijalani, contohnya pasangan yang berselingkuh atau kerap cek cok.

Pengalaman kurang menyenangkan tersebut jadi menyebabkan kecurigaan dan kecemburuan pada pasangan. Gak heran jika kemudian kecemburuan obsesif bisa mendatangkan obsesi yang berlebihan dan tak mendasar.

Ternyata, ada banyak penyebab dari obsesi yang dialami oleh pasangan. Meski demikian, cara mengontrol diri tentu harus tepat agar terhindar dari obsesi yang berlebihan. Segera konsultasikan pada psikolog jika gejala obsesi kian memburuk, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team