ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)
Ya, produktivitas dan dewasa bak satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam dimensi kehidupan. Jika dikatkan dengan kepemilikan tambatan hati, harusnya pasangan yang dewasa itu bangga melihat sisi produktivitasmu, bukan malah menghalangi sayapmu untuk terbang ke sana ke mari mencari peluang terbaik.
Gak ada salahnya menunggu pasangan yang sibuk dengan aktivitas produktifnya, ia sedang mengkualitaskan dirinya sendiri, bukan selingkuh. Harusnya didukung, bukan malah dihalangi yang bikin pasangan jadi berat hati.
Perempuan dewasa yang baik, gak akan menempatkan pasangannya pada pilihan sulit antara harus memilih dirinya atau kehidupan produktifnya. Apa yang menjadi hal produktif pasangan itu bukanlah sainganmu. Melainkan justru penyemangat buat kamu untuk bisa sama-sama berjalan beriringan dengan dimensi produktif masing-masing dalam balutan rasa cinta yang dewasa. Sepakat?
Jadi, poin mana yang berhasil bikin matamu jadi lebih terbuka, nih? Apakah kamu sudah siap untuk mulai memperbaiki atau membangun hubungan baru yang lebih sehat dengan menjadi perempuan dewasa? Coba jawab dengan jujur. Meski tak bisa menye-menye, nyatanya kisah cinta tetap bisa seru versi realistis, lho!