Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sedih dan marah (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi sedih dan marah (pexels.com/Alex Green)

Menjadi korban dari janji yang tidak ditepati memang bikin kesal, ya? Apalagi jika kamu sudah sangat mengharapkan terpenuhinya janji itu. Kamu menjadi merasa dipermainkan oleh pembuat janji.

Meski kamu berhak untuk membencinya sebab janji adalah utang, sudahkah kamu memikirkan baik-baik kemungkinan sebab dia tak menepati janjinya? Jangan sampai kamu malah membenci seseorang yang tak seharusnya dibenci. 

Mengapa bisa begitu? Ikuti pembahasan berikut ini dengan hati yang tak terbawa emosi, ya!

1. Mungkin dia hanya lupa

ilustrasi perempuan di samping jendela (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)

Bahkan apabila janjinya diucapkan baru-baru ini, siapa pun tetap dapat lupa. Mungkin karena dia sedang sibuk atau ada hal lain yang tiba-tiba terjadi dan menyedot seluruh perhatiannya. Apalagi kalau berjanjinya memang sudah lama.

Oleh karena itu, sudahkah kamu mencoba mengingatkannya? Bila belum, jangan langsung membencinya. Lupa adalah salah satu sifat semua manusia. Beri dia kesempatan untuk menepatinya dengan kamu mencoba menagih janjinya.

2. Jangan-jangan dia memang tidak pernah menjanjikan apa pun padamu

ilustrasi kemarahan terpendam (pexels.com/MART PRODUCTION)

Terkadang masalahnya ialah kamu merasa seseorang menjanjikan sesuatu padamu. Padahal, dia tidak bermaksud begitu. Kamu terlalu cepat menyimpulkan perkataannya. Kalimatnya pun mungkin ambigu atau tak terlalu jelas maksudnya.

Cobalah untuk mengingat-ingat kembali ucapannya yang kamu anggap sebagai janji dan konteks percakapan kalian pada saat itu. Jika ada kemungkinan kamu hanya salah mengartikannya, sebaiknya berhentilah menganggap itu janji. Ini akan membuat kekesalanmu langsung menguap.

3. Apakah kehidupannya berubah drastis?

ilustrasi perempuan di danau (pexels.com/Elina Sazonova)

Contoh, dia berjanji untuk membelikanmu ini itu sebagai bentuk kasih sayangnya padamu. Saat dia berjanji, dia memang punya pekerjaan yang bagus. Akan tetapi, sekarang kehidupannya berubah drastis.

Dia terkena PHK atau usahanya mengalami kebangkrutan. Jangankan memenuhi janjinya untuk membelikanmu ini itu, buat menyambung hidupnya sendiri saja dia kesulitan. Akankah kamu tetap membencinya di tengah kemalangan seperti ini?

4. Kamu tidak dapat menyalahkan orang yang telah meninggal

ilustrasi tempat pemakaman (pexels.com/Ivan Samkov)

Kalau saja dia tahu kapan maut akan menjemputnya, tentu dia tak bakal menjanjikan apa pun pada siapa pun. Dia juga akan bergegas menepati janji-janji yang kadung dibuat. Masalahnya, tak seorang pun tahu kapan waktunya di dunia ini bakal habis.

Perkara janji adalah utang dan bagaimana janji itu akan dipertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan, biarkan itu menjadi urusan dia sekaligus kewenangan-Nya. Tugasmu hanyalah memaafkannya dan mengikhlaskan janji yang tak sempat ditepatinya. 

5. Kamu memang tidak perlu berharap banyak pada seorang pembohong

ilustrasi pria berpikir (pexels.com/Chinmay Singh)

Apabila keempat hal di atas tak terjadi pada orang yang memberimu janji, berarti dia memang suka berbohong dan mengingkari janji. Orang seperti ini memang ada dan kamu tidak bisa berharap mereka akan berubah.

Pelajarannya, lebih berhati-hatilah dalam menerima dan memercayai janji orang. Lihat-lihat dulu seperti apa rekam jejaknya. Sampai kapan pun, tipe orang yang gemar mengingkari janji memang tak seharusnya dipercaya.

Dengan memikirkan kelima hal di atas, semoga kamu tak lagi terlalu sering merasa dikecewakan oleh orang lain lantas membenci mereka. Penting untuk mempertimbangkan ada atau tidaknya kesengajaan seseorang dalam mengingkari janjinya. Bijaksanalah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian