Iya sih. Tapi ingat, jangan karena kamu merasa bahagia dan berbunga-bunga, kamu dengan beraninya menyebut itu cinta. Terkadang perasaan itu bisa kamu ciptakan melalui imajinasimu yang terkesan nyata. Kamu tanpa sadar memaksakan sugesti terhadap dirimu untuk selalu memikirkan si dia karena kamu sudah salah mengartikan rasa kagummu dengan menganggap itu cinta.
Ditambah lagi kalau dia pernah melakukan kontak dekat denganmu, dalam konteks hanya sebatas duduk berdampingan saja dan dia agak sering menjahilimu walau hanya dalam waktu tertentu. Sehingga kamu membuat kejadian sepele itu sebagai bukti kecocokan kalian dan terus mengingatnya bahkan memaksa keadaan. Haha.. itu bukan cinta tapi gila.
Pikiran berbeda dengan perasaan. Walau saling mempengaruhi, kamu tidak bisa memkasa salah satunya untuk mempengaruhi yang lain kalau ingin perasaan cinta yang asli tumbuh. Cinta akan menghasilkan kebahagiaan dan perasaan berbunga-bunga tapi perasaan bahagia dan berbunga-bunga tidak bisa selalu kamu anggap sebagai cinta.
Pada, akhirnya kamu harus pintar dalam menyeleksi perasaanmu sendiri. Jangan terlalu berpegang pada hal yang semu dan tak pasti. Kalau tidak pasti yah lepaskan. Jangan mudah baper, mempermasalahkan keadaan, bahkan menyakiti dirimu sendiri karena merasa putus cinta, yang bahkan belum tentu karena cinta.
Salam manis dari penikmat cinta..
Tulisan ini adalah kiriman dari IDN Community. Kalau kamu ingin mengirimkan artikelmu, kirimkan ke community@idntimes.com