Pixabay.com/Catkin-127770
Kamu yakin bisa membahagiakannya. Apa pun akan kamu lakukan untuk membuatnya bahagia. Dia minta apa saja, kamu berjanji akan memenuhinya asalkan kalian tetap bersama.
Sayangnya, kebahagiaan tidak pernah sesederhana itu. Ya, mungkin kamu tetap bahagia melakukan semua itu meski kaki jadi kepala dan kepala jadi kaki. Semua demi dia. Dia bahagia, kamu juga.
Namun dia justru akan sangat tertekan oleh semua yang kamu lakukan demi terus mengikatnya dalam suatu hubungan istimewa denganmu. Sehebat apa pun kamu, kamu tidak bisa membeli kebahagiaan siapa pun. Dan jika kamu memang bukan sumber kebahagiaannya, kamu harus belajar menerimanya atau kamu hanya akan membuatnya sedih.
Sampai di situ, kamu akan mengerti bahwa bukan hanya kebahagiaannya yang menjadi kebahagiaanmu melainkan kesedihannya juga menjadi kesedihanmu. Kamu tentu tidak suka kan, melihat orang yang sangat kamu cintai justru tersakiti olehmu?
Lagi pula, setiap orang pada dasarnya butuh penerimaan. Demikian juga kamu. Meski awalnya kamu senang-senang saja melakukan segala hal untuknya asal dia bahagia dan mau bersamamu, ujung-ujungnya kamu akan sadar bahwa yang lebih kamu butuhkan adalah penerimaan yang utuh bukan sekadar sosoknya ada di dekatmu.