Sayang, Meski Engkau Tak Pandai Memasak, Percayalah Aku Akan Senantiasa Setia

Sayang, sudah sekian lama kita menjalin hubungan. Senang, susah, sedih, telah sering kita lalui bersama. Usia kita pun sudah bukan remaja lagi dan pertanyaan-pertanyaan "kapan nikah?1" selalu hinggap di telinga. Bahkan tak jarang ketika kita menghadiri resepsi teman sebaya, selalu saja terdengar pertanyaan "kapan nyusul?" Dan jawaban kita berdua paling-paling hanya seutas senyum cengengesan yang tak bermutu.
Kita, dua sejoli yang tak ingin buru-buru menjajaki pelaminan.
Yah, begitulah kita. Sepasang muda-mudi yang tak melulu galau soal asmara, yang tak terburu-buru menikah seperti dikejar setan ataupun deadline pekerjaan. Mungkin orang akan berpikiran kita terlalu lama pacaran, dan terlalu santai menjalani kehidupan—menikmati status kita yang masih lajang. Bukan! Bukan karena tak ingin serius, atau belum siap. Masih banyak yang harus dibenahi sebelum kita matang dan mantap menuju jenjang pernikahan.