Sekarang Kita Memang Bersusah Payah, Tapi Nanti Pasti Kutaklukkan Dunia Bersamamu

Hai wanitaku,
Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga sehat selalu karena dalam doaku, kebaikanmulah yang aku amini. Kini, sempatkanlah waktumu sejenak untuk membaca suratku ini. Mungkin, kalimatku tak indah seperti karangan pujangga. Tapi ingatlah kalau ini semuanya kutulis segenap jiwa.
Sepertinya baru hari yang lalu kita bertemu. Kau tersipu malu dalam balutan baju abu-abu.
Siapa yang tahu saat itu kita bertemu? Di masa-masa muda, yang polos dan tak tahu apa-apa, kita saling bersapa. Kutanya siapa namamu, engkau pun tersipu malu. Kita bercerita tentang diri masing-masing, tanpa tahu kelanjutannya nanti.
Mungkin memang Tuhan yang memberi takdir. Kita bertemu lagi di waktu lain. Pepatah "cinta karena terbiasa" mulai kurasakan bukan isapan jempol biasa. Kuberanikan diri menyatakan perasaan. Tanpa kusangka, engkau pun mengalami yang sama. Sah sudah kita sebagai sepasang kekasih.