7 Stereotip Perselingkuhan yang Tak Perlu Dipercaya Setiap Pasangan

Menurut American Psychology Association, perselingkuhan adalah situasi yang mana salah 1 pasangan dalam sebuah hubungan intim, menjadi terlibat secara seksual atau emosional, dengan orang lain selain pasangannya. Ketika hal ini terjadi, biasanya menimbulkan banyak pertanyaan dan juga stereotip.
Misalnya, haruskah bertahan? Karena katanya, hubungan pasti hancur di akhir. Apakah kepercayaan dapat dibangun kembali? Karena katanya, kepercayaan sulit diberi untuk kedua kalinya. Berikut hal-hal yang harus dipahami agar tidak termakan stereotip, melansir Psychology Today.
1. Perselingkuhan menandakan hubungan yang sudah di ujung tanduk
Tidak selalu, karena meski perselingkuhan memang pengkhianatan, tetapi itu belum tentu akhir dari cinta. Selingkuh bahkan bisa terjadi dalam hubungan yang bahagia.
Karena, ada orang yang selingkuh dengan alasan yang tidak terkait dengan hubungan mereka saat ini. Perilaku seperti itu biasanya berakar pada beberapa bentuk trauma yang belum terselesaikan, seperti ingin menenangkan rasa malunya dan rasa tidak berharganya.
Jika suatu hubungan tidak berjalan dengan baik, pasangan bisa mencoba untuk membicarakannya lebih dulu, pergi ke konseling pasangan, atau berusaha mengakhiri segalanya tanpa menimbulkan rasa sakit akibat pengkhianatan.