ilustrasi seseorang yang suka marah ke pasangan, tapi sabar ke orang lain (pexels.com/Timur Weber)
Beberapa pasangan lebih memilih untuk menyimpan masalah demi menjaga ketenangan. Mereka takut menjadi beban pasangan atau takut muncul konflik yang besar. Tapi, silent anxiety justru semakin berkembang saat semua dilewati sendirian. Rasa cemas dan lelah mental tertahan di dalam hati yang nantinya muncul dalam bentuk frustrasi.
Berbagi masalah, meskipun cuma sedikit, bisa meringankan beban mental. Pasangan yang terbuka lebih mudah menemukan solusi bersama. Keterbukaan menjadi kunci biar rasa cemas yang tersembunyi gak semakin menumpuk. Membicarakan masalah bukan kelemahan, tapi bentuk cinta dan saling percaya dalam hubungan.
Meskipun terlihat sepele, kebiasaan kecil di ini diam-diam bisa membuat mental semakin capek. Silent anxiety dalam pernikahan sering muncul tapi sayangnya banyak yang gak sadar, padahal punya dampak yang besar. Menyadari dan memperbaiki kebiasaan ini menjadi langkah penting untuk hubungan sehat dan harmonis. Kuncinya ada di komunikasi, apresiasi, dan keterbukaan emosional.
Gak ada pasangan yang sempurna, tapi pasangan yang saling sadar bisa lebih bahagia. Jangan biarkan hal kecil menumpuk menjadi beban yang lebih besar. Menjaga kesehatan mental dalam pernikahan sama pentingnya dengan menjaga cinta. Mulai dari kebiasaan sehari-hari, perubahan ini bisa membawa kedamaian besar bagi hati dan pikiran.