Teruntuk Kita, Pasangan Penakluk 11.104 Kilometer

Kamu bilang "Guten Morgen", terkadang aku sudah terlelap, terbuai ke alam mimpi. Terkadang aku suka marah-marah sendiri karena aku berharap ada yang memelukku dari belakang dan berkata "Jangan marah ya". Salju di sana pun membuaimu dalam kebahagiaan, sedangkan musim kemarau di Indonesia membuat emosiku memuncak karena panas yang tak tertahankan. Tak jarang juga kamu membuatku bahagia karena kamu ingin bercakap-cakap lebih lama denganku sampai-sampai kuota internetku hampir habis.
Sudah berapa lama kita menjalaninya? Apakah kamu merasa jarak yang terlalu jauh ini terkadang dapat memecah jalinan yang kita rangkai? Pernahkah kamu menghitung jarak yang terbentang di antara kita?
11.104 kilometer adalah angka pemisah lokasi kita. Kamu di Muenchen, aku di Jakarta. Entah berapa kilometer lagi yang harus kutambahkan di kalkulator untuk menghitung jarak kita yang sebenarnya. Banyak orang memuji kita karena kita dianggap bertahan lama dan kuat. Mereka pun tak tahu apa yang sudah kita lalui dan kita korbankan. Tak lupa orangtuaku sering menanyakan bagaimana kondisimu di sana. Apakah kamu sehat, kamu bahagia, kamu sukses, dan kamu tetap setia padaku? Sepertinya orangtuaku lebih mengkhawatirkanmu dibandingkan aku.
Aku telah menaruh kepercayaan besar padamu. Kamu telah berjanji untuk setia dan berusaha untuk tetap menaruh namaku di daftar masa depanmu. Bandara Soekarno Hatta pun menjadi saksimu, saksi kita, dan saksi kepergianmu untuk beberapa tahun ke depan. Aku yakin kamu adalah pria yang selalu mempertanggungjawabkan apa yang telah kamu katakan kepada wanita yang akan menjadi bagian dari masa depanmu.