“Masih kuat LDR, bro?”
“Malem minggu kok sendiri aja, pasangannya mana?”
Rasaya aku sudah akrab dengan sindiran itu. Telingaku sudah kebal rasaya akan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Bahkan beberapa teman terlampau egois untuk mengenalkanku dengan sosok lain supaya aku tidak hanya terpaku kepadamu yang hanya hadir dalam bayang-bayang kepala saja. Bagaimana mungkin mereka melakukan hal tersebut kepadaku, sayang? Padahal mereka juga mengenal baik dirimu. Apakah mereka tidak peduli dengan perasaanmu di sana?
Tetapi tenang saja, aku tak meladeninya sama sekali. Karena aku tahu bahwa kamu satu-satunya sosok yang tidak akan tergantikan dalam hatiku. Kamulah satu-satunya sosok bayangan yang hanya boleh terbayang di kepalaku. Hanya kepalamu yang layak untuk bersandar di pundakku. Hanya senyummu yang mampu membuyarkan kegundahanku. Dan hanya kamu, wanita yang selalu kuharapkan kepada Tuhan untuk mendampingi hidupku kelak.
Kamu adalah tempat bagiku merasa pulang. Oleh karena itu, menunggumu adalah sebuah pilihan pasti yang memang harusnya kuambil meski hari-hariku harus terbenam akan kesepian tanpa kehadiranmu.
pexels.com
Berlapang dadalah sayang, karena jarak ini bukan apa-apa. Kuatlah ketika terkadang lelah membisikkan kepadamu untuk menyerah dalam menunggu. Puaslah walau hanya bisa memeluk empuknya guling yang bahkan mulai kering dan mengeras kapuknya di setiap pekanmu. Hutang rindu yang semakin mengembang setiap harinya, pastilah akan terbayarkan ketika Tuhan sudah menghendaki kita untuk bersama selamanya. Percayalah, karena aku merasakan hal yang sama denganmu.
Aku tak akan kalah dengan jarak ini. Takkan kubiarkan ia memudarkan, bahkan memutuskan cinta ini kepadamu. Dan semoga, kau merasakan hal yang sama terhadapku. Oleh karena itu, cukupkanlah aku menjadi satu-satunya pasanganmu, seperti aku yang juga mencukupkanmu menjadi satu-satunya pasanganku.
Tulisan ini adalah kiriman dari IDN Community. Kalau kamu ingin mengirimkan artikelmu, kirimkan ke community@idntimes.com