Teruntuk Kita yang Terpisahkan Jarak: Tak Akan Aku Biarkan Cinta Ini Memudar, Bahkan Terputus

Hanya kepada diam, aku mengadu rindu. Dalam perjuanganku menggapai cita-cita, berkejaran dengan waktu dan bercumbu dengan buku-buku, namun kehadiranmu selalu saja memaksa untuk membaur dalam pikiranku. Walau ketika bertemu, senyumanku kepadamu memancarkan sejuta kebahagiaan. Tapi sungguh, itu hanyalah kedokku untuk terlihat baik-baik saja di hadapanmu.
Aku dan kamu memang tak seperti pasangan yang semestinya. Pasangan yang setiap harinya bisa bertemu, pulang dan pergi bersama. Bahkan untuk berkomunikasi via suara pun, kita mesti memadu janji agar tidak mengganggu kesibukan masing-masing. Tapi percayalah sayang, pada jarak ratusan kilometer inilah aku dan kamu akan disukseskan Tuhan di masa depan nanti. Hanya saja, kepada kita yang terpisah akan jarak, mampukah kamu menanggung sesak?
Dalam mencintai seseorang, terkadang kita sampai tidak menyisakan tempat bagi hal lainnya, seperti sekadar bertanya, "Apakah dia adalah cinta yang sebenarnya, cinta yang sejati?"
Apalagi, saat aku tanpa sengaja melihat history akan status di salah satu akun media sosialmu. Terlihat beberapa teman jenismu yang menuliskan komentar-komentar penuh kemanjaan untuk menarik perhatianmu. Bagaimana bisa aku hanya bersikap biasa saja akan hal itu? Di saat hatiku sudah dibanjiri oleh lautan prasangka.